Selasa, 03 Februari 2015

teknik Audio Video

Pengertian Audio Video

Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Yang keseluruhannya mencakup “penglihatan dan pendengaran”

Aplikasa video pada multimedia mencakup banyak aplikasi, contohnya :
Entertainment : broadcast TV, VCR/DVD recording
Interpersonal : video telephony, video conferencing
Interactive : windows
Digital video adalah jenis system video recording yang bekerja menggunakan system digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya. Biasanya digital video direkan dalam tape, kemudian didistribusikan melalui optical disc, misalnya VCD dan DVD.
Macam – macam camcoder : miniDV, DVD camcorder, dan digital8.
Camcorder terdiri dari 3 komponen :
Lensa : untuk mengatur banyaknya cahaya, zoom, dan kecepatan shutter.
Imager : untuk melakukan konversi cahaya ke sinyal electronic video.
Recorder : untuk menulis sinyal video ke media penyimpanan.
Respresentasi Visual
Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berbeda di scene (lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu, gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene.
1. Vertical Detail dan viewing Distance.
· Aspek ratio adalah perbandingan lebar dan tinggi
· Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghitung rasio viewing distance.
· Setiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel – pixel.
2. Horizontal Detail picture dan picture Widht
Lebar gambar pada TV konvensional = 4/3 x tinggi gambar
3. Total Detail Content
Resolusi Vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar.
Resolusi horizontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek ratio.
Total pixel = Pixel horizontal x pixel Vertikal.
Macam-Macam Video
Video IP Adalah video yang kategori video pada saat merekaƘdilewatkan melalui IP. Terdapat tiga dipancarkan pada publik baik melewati satelit, melalui kabel, dan melalui IP atau format radio analog.
– Kategori pertama adalah memancarkan video dari satu sumber ke berbagai tujuan. Pemancaran seperti ini terjadwal, sedangkan pemancaran lewat IP multicast kepada pengguna jaringan bisa secara langsung atau rekaman.
– Kategori kedua adalah video berdasarkan permintaan, jadi hanya satu pengguna yang ingin melihat transmisi file video yang disimpan dalam IP unicast. Video ini sebelumnya direkam dan disimpan di server.
– Kategori ke tiga adalah sebuah konferensi video interaktif yang bisa berlangsung antara 2 atau lebih pengguna. Ini adalah tipe video paling kompleks, dan dibutuhkan baik transmisi IP unicast bahkan di beberapa kasus multicast tergantung skenarionya masing-masing.
Videotex Istilah yang dibuat ITU untuk menjelaskan peralatan TV yang digunakan untuk menampilkan data berbasis komputer, baik dikirimkan lewat telepon atau lewat kanal pemancar.
keƘVideo Out Fitur pada perangkat keras yang bisa menghubungkan kamera video in port pada televisi atau monitor dan menampilkan citra digital di layar video.
Video RAM Disingkat dengan VRAM. Tipe spesial dari DRAM yang memungkinkan akses direct high speed memory melalui sirkuit video. Jenis memori ini lebih mahal bila dibandingkan chips DRAM yang konvensional.
Videotext Suatu kemampuan untuk mengirimkan mentransmisikan secara dua arah dari suatu gambar dan suara.
PENGERTIAN AUDIO
Audio Dalam sistem komunikasi bercirikan video, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem-sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan/penangkapan suara, sambungan transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya.
MACAM-MACAM AUDIO
Audiovisual Perangkat soundsistem yang dilengkapi dengan penampilan gambar, biasanya digunakan untuk presentasi, home theater, dsb. Audio Streaming istilah yang dipergunakan untuk mendengarkan siaran secara live melalui Internet. Berbeda dengan cara lain, yakni men-download file dan menjalankannya di komputer kita bila download-nya sudah selesai, dengan streaming kita dapat mendengarnya langsung tanpa perlu mendownload file-nya sekaligus. Ada bermacam-macam audio streaming, misalnya Winamp (mp3), RealAudio (ram) dan liquid radio. Audio response Suara yang dihasilkan oleh komputer.Output pembicaraan yang dihasilkan komputer untuk menanggapi input jenis khusus, misalnya permintaan nomor telepon. Audio Oscillator Merupakan produk dari perusahaan Hewlett Packard yang pertama. Produk ini digunakan oleh Walt Disney Studios dalam pembuatan filmnya yang berjudul Fantasia. Audio Modem Riser Sebuah kartu plug-in untuk motherboard Intel yang memuat sirkuit audio dan atau sirkuit modem. AMR memuat fungsi-fungsi analog (kode-kode) yang dipelukan untuk operasi modem dan atau audio.
Steganografi
Steganografi pada saat ini banyak diterapkan dgn menggunakan file-file digital. Pada steganografi tulisan beberapa cara yg biasa digunakan utk menyembunyikan pesan adl menggunakan ruang kosong baik ruang kosong antara baris maupun ruang kosong antara kata. Dengan menggunakan bebearapa software khusus pesan rahasia dapat disispkan pada ruang-ruang kosong tersebut. Steganografi juga mulai menggunakan file-file multimedia sebagai kedok utk menyembunyikan pesan rahasia baik itu berupa gambar suara atau video yg biasa disebut digital watermarking. Sebelum lbh lanjut dgn pembahasan steganografi perlu diketahui beberapa istilah yg sering igunakan.
Berikut  adalah beberapa istilah yg sering digunakan dalam teknik steganografi
* Stego-medium media yg digunakan utk membawa pesan rahasia
* Redundant bits sebagian informasi yg terdapat di dalam file yg jika dihilangkan tak akan menimbulakn kerusakan yg signifiakan (setak bagi indera manusia)
* Payload informasi yg akan disembunyikan
* Carrier file file  yang berisi pesan rahasia tersebut
* Steganalysis proses utk mendeteksi keberadaanpesan rahasia dalam suatu file
Teknik yg digunakan pada digital watermarking beragam tetapi secara  umum teknik ini menggunakan  redundant bits sebagai tempat menyembunyikan pesan pada saat dilakukan kompresi data dan kemudian menggunakan kelemahan indera manusia yg tak sensitive sehingga pesan tersebut tak ada perbedaan yg terlihat atau yg terdengar.
Cara yg harus dilakukan saat menggunakan digital watermarking adalah menghapus file asli dari carrier file. Karena jika tak bila dilakukan perbandingan dgn berbagai cara perbedaan antara kedua dapat diketahui sehingga pesan dapat diketahui oleh orang lain. Walaupun sekarang tanpa file asli beberapa jenis steganografi dapat diktahui caa ini merupakan cara yg harus dilakukan utk setak mengurangi kemungkinan utk dilakukan perbandingan.
Cara yg paling sering digunakan adl dgn mengganti LSB (Least Significant Byte ) dgn pesan rahasia dgn asumsi tak semua data dibutuhkan. Kelemahan dari teknik adl dgn mengganti LSB maka besar pesan yg dapat disembunyikan menjadi tergantung dgn besar dari carrier file. Selain itu terdapat teknik lain yg dapat digunakan yaitu Injection. Teknik ini dgn langsung menyelipkan pesan rahasia pada carrier file. Namun dgn cara ini maka ukuran carrier file akan bertambah besar sesuai dgn besar pesan tersebut.
Penggunaan Video Untuk Steganografi.
Teknik yg lazim digunakan dalam video steganografi ini adl menggunakan DCT (Discrete Fourier Transform). Dalam penggunaan DCT mengubah sedikit gambar dari beberapa frame sehingga perubahan yg terjadi tak dirasakan. DCT sebenar menimpa nilai dari beberapa bagian dari gambar di video. Selebih teknik penyusupan pesan memiliki cara yg sama penggunaan dgn steganografi pada gambar  (seperti pengantian LSB).
Steganografi pada gambar biasa menggunakan teknik penggantian LSB. Bagi computer gambar adl file yg berisi kumpulan warna dan intensitas cahaya pada daerah yg berbeda. Dengan menggunakan pnggantian LSB maka utk mendapatkan hasil terbaik sebaik digunakan 24 bit Bitmap dikarenakan ukuran yg besar dan memiliki resolusi tinggi. Dengan ukuran yg besar maka pesan yg dapat dibawa semakin besar dan dgn resolusi tinggi tak akan terlihat perubahan yg signifikan. Namun pada kenyataan banyak yg menggunakan 8bit Bitmap atau dgn menggunakan format lain seperti GIFF JPEG atau PNG utk menghindari kecurigaan. Kelemahan dalam steganografi menggunakan gambar adl bila dikonversiakan menjadi format yg lain maka secara otomatis pesan yg disembunyikan akan hilang.
Penggunaan file audio juga dapat digunakan sebagai carrier file utk proses steganografi. Cara yg lazim adl penggantian LSB seperti yg digunakan pada steganografi gambar. Namun kendala yg dihadapi adl tak jarang orang dapat membedakan hasil keluaran suara yg asli dan yg telah disispi pesan. Maka dari teknik lain adl dgn menambahkan echo yg isi adl pesan yg ingin disembunyikan.
Membuat Video Profil Perusahaan (Company Profile)
Riset (Research)
Terlebih dahulu anda harus menggunakan mengadakan penelitian tentang perusahaan klien sebelum anda membuat video perusahaan. Riset bisa dengan cara :
· Wawancara dengan karyawan dan direksi
· Wawancara dengan Klien Perusahaan
· Membaca buku & brosur profil perusahaan
· Membuka website perusahaan
· Foto-foto dll.
Yang penting anda harus mendapatkan data berupa angka, teks dan gambar. Tentu saja data tersebut bukan yang bersifat rahasia, namun yang bersifat umum. Dengan demikian anda akan mengetahui kondisi sebenarnya dari perusahaan tersebut, sehingga anda bisa merasakan dan menjiwai semangat kerja di perusahaan tersebut. Untuk melakukan riset memerlukan waktu kurang lebih 1 minggu.
Konsep Video Profil Perusahaan
Setelah anda mempunyai bayangan umum terhadap perusahaan tersebut, kini anda seharusnya cukup percaya diri punya banyak bekal pertanyaan untuk sang klien. Tahap ini lebih banyak bertukar pikiran antara perusahaan / klien dan anda sebagai pembuat CD-i. Pembuat CD-i harus mengerti teknis dan detail pengerjaan CD-i agar keinginan klien bisa terpenuhi. Yang lebih penting keinginan klien bisa ditampung pihak pembuat CD-i. Namun tidak selalu keinginan klien kita terima 100%, akan lebih baik jika pihak pembuat CD-i bisa memberikan masukan berupa ide cerita, audio visual yang kreatif dll.
Setelah berdiskusi panjang lebar, pihak pembuat CD-i bisa segera membuat skenario (berupa struktur CD-ini dan storyboard), sekaligus menghitung harga pembuatan proyek CD-i ini.
a. Struktur Menu
Struktur menu CD-i lebih mirip flow chart. Interface terdiri dari tombol, teks, gambar, suara dll, agar pengguna bisa menggunakan CD-i dengan mudah, komunikatif dan menyenangkan. Dari Struktur menu ini bisa terlihat seberapa rumit proyek CDi anda.
b. Storyline
Storyline lebih mirip cerita pendek. Storyline dibuat jika ada pembuatan video profile dalam CD-i. Oleh karena itu perlu ide cerita yang kreatif, konsep visual yang menarik, teks yang informatif, komunikatif, sehingga menjadi Skenario yang berkesan bagi yang menyaksikannya.
Proses pembuatan Video Company Profile adalah tahap yang paling rumit, biaya produksi tertinggi ada di tahap ini. Ada baiknya anda buat juga versi VCD / VideoCD nya selain CDi agar bisa dijalankan di CD/DVD Player rumahan tanpa harus selalu menggunakan computer.
Tips saat video shooting:
· Namun lebih baik anda mengambil juga data / properti di luar skenario, siapa tahu ada perubahan skenario atau desain yang memerlukan data / properti tersebut. Mumpung di tahap ini anda mendapatkan izin untuk melihat-lihat kondisi dan seluk beluk kantor tersebut.
· Rekam setiap divisi / bagian / departemen dari segi ruangan, produk dan karyawannya.
· Bila anda tidak mempunyai peralatan video shooting bisa menyewa ke video shooting untuk pernikahan.
· Siapkan cadangan baterai dan kaset / DV yang baru.
· Ambil adegan minimal 3x dari berbagai sudut agar anda bisa memilih stockshot terbaik.
· Ambil adegan dari 3 sudut pandang: Close Up, Medium Shot dan Long Shot
· Gunakan Teknik pergerakan kamera seperti Pan, Ped, Tilt, Dolly, Zoom, Truck, Arc dll agar video lebih dinamis.
· Untuk shooting luar ruang cahaya terbaik adalah pukul 8-9 pagi dan 3-4 sore. Jika shooting pukul 11-13 siang, bayangan akan terlalu kuat dan menutupi objek yang dishoot
· Jangan gunakan rekaman video dari Camera / Foto Digital, karena intensitas cahaya, codec dan resolusi berbeda dengan Camcorder DV. Jika anda mencampuradukkan videonya akan terlihat jelas perubahan nuansanya.
· Anda sebagai sutradara berkewajiban mengatur aktor, kameramen dan pengkondisian suasana ruangan.
· Persiapkan shoot untuk menempatkan objek sepertiga dari area shoot, nantinya untuk penempatan teks saat editing di komputer.
· Umumkan jadwal Shooting ke seluruh pimpinan dan staf perusahaan, agar mereka siap dan tidak kaget menghadapi camera dan tim anda.
· Tokoh perusahaan seperti direktur, komisaris dll, usahakan tampil dan berbicara secara tegas, bersemangat tentang kualitas perusahaannya. Selain ucapan gunakan juga bahasa tubuh seperti gerakan tangan, langkah kaki, gerakan kepala dan senyuman.
· Jika ada karyawan wanita yang berpenampilan menarik, bisa anda ‘manfaatkan’ sebagai aktor untuk adegan seperti bersalaman, menelepon, mengetik, menyambut tamu, presentasi dll.
· Jika di perusahaan tersebut tidak ada yang cantik, anda bisa mengajak rekan anda, menyewa dari agen model, sekolah sekretaris dll. Untuk urusan ini anda tentu lebih tahu.
Mengabadikan gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya ponsel yang dilengkapi fasilitas video. Untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik, berikut tips singkat yang bisa dicoba :
1. Lebih dekat ke obyek.
Ponsel kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi pastikan Anda mendekati obyek yang akan dibidik.
2. Hati-hati dengan cahaya
Cobalah untuk mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah terpaan sinar matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena obyek akan menjadi gelap.
3. Steady
Jaga keseimbangan. Usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini untuk menjaga agar video Anda enak dilihat.
4. Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan diri ke obyek dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom. Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang.
5. Hindari Panning.
Kecuali bila itu diperlukan untuk memperlihatkan situasi/ kondisi di sekitar. Misal kepanikan warga, kebakaran, dll.
Tip dan Trik Membuat Profesional Video dengan Camcorder
Sekarang sudah tidak aneh lagi melihat orang menenteng-nenteng kamera video di berbagai acara. Yup, perangkat ini tidak lagi didominasi oleh para profesional dan sineas saja. Dengan desain yang semakin minimalis dan kompak, plus fitur dan fungsi yang mudah dioperasikan, kamera video semakin ’ramah’ bagi pengguna amatir dan pehobi videography.
Salah satu kamera video portable yang marak saat ini adalah camcorder. Yaitu kamera sekaligus video recorder. Perangkat ini merupakan kamera video tipe digital yang hadir dalam berbagai ukuran dan kemampuan. Jika Anda baru membeli camcorder atau sedang mencoba hobi videography menggunakan perangkat ini, berikut langkah-langkah untuk membuat video yang tidak terlihat ’biasa ’ dan ’amatiran’.
1. Gunakan tripod Meski camcorder Anda dilengkapi built-in image stabilization, sebaiknya Anda menggunakan tripod untuk menjaga kestabilan camcorder sehingga dapat menghasilkan gambar video yang lebih baik dan tidak shaky
2. Panning, zooming, dan gerakan lainnya Salah satu kesalahan dalam pembuatan video adalah perekaman satu scene yang terlalu lama atau sebaliknya perpindahan antar scene yang terlalu cepat. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain. Saat melakukan panning dan zooming, lakukan secara pelan, smooth dan tidak tergesa-gesa. Ini akan membuat video lebih nyaman ditonton.
3. Mengatur komposisi Sebelum merekam, perhatikan posisi subyek dan latarnya, apakah sudah sesuai dengan keinginan. Lakukan seperti halnya sedang memotret. Sebagai panduan, gunakan The Rule of Thirds. Yaitu membayangkan layar dibagi menjadi tiga bidang horisontal dan vertikal. Pastikan subyek yang akan direkam berada pada salah satu dari 4 titik potong antara garis horisontal dan vertikal tersebut. Ini akan membuat tampilan menjadi lebih dinamis, terutama saat Anda membuat video interview atau melakukan close up. Tentu saja, ini bukan harga mati, karena Anda juga bebas untuk membuat kompisisi kreatif lainnya.
4. Gunakan cahaya Sebagian besar camcorder tidak dapat menghasilkan gambar yang bagus jika pada saat perekaman minim pencahayaan. Untuk mengatasinya, Anda dapat memanfaatkan cahaya alam dengan melakukan syuting outdoor. Untuk hasil lebih baik, sebaiknya Anda melakukan syuting outdoor di pagi atau sore hari, ketika matahari tidak terlalu tinggi. Jika tetap harus melakukan syuting indoor, pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang memadai. Seperti dengan membuka jendela, menyalakan lampu, dan menggunakan built-in light pada camcorder.
5. Video Rekaman haruslah bercerita Video yang baik harus memiliki alur cerita yang utuh, yaitu pembuka, isi dan penutup. Maka sebaiknya sebelum melakukan perekaman, Anda sudah memiliki rencana apa saja yang akan direkam dalam bentuk storyboard sederhana.
6. Jangan lupa, perawatan! Terakhir adalah merawat camcorder agar tidak mudah rusak sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Bersihkan lensa dan layar dengan lap khusus yang lembut. Hindari dari panas, pasir, air dan udara yang lembab. Dan letakkan pada tempat yang aman agar tidak jatuh. Jika rusak, segera perbaiki di layanan perbaikan resmi.
7.Lebih baik jika anda belum mahir banget, ikutilah kursus atau konsultasi dengan ahli video rekaman atau juga gunakanlah jasa Video Recording yang profesional, sehingga rekaman acara anda akan mendaptkan hasil terbaik.
Teknologi Pertelevisian
NTSC (National Television System Commiitte)
· 525 baris, 60 Hz refresh rate.
· Digunakan di Amerika, Korea, Jepang, dan Canada
· Frame rate 30 fps.
· Menggunakan format YIQ.
PAL (Phase Alternating Line)
· 625 baris, 50 Hz refresh rate
· Digunakan sebagian besar eropa barat.
· Frame rate 25 fps.
· Menggunakan format YUV.
SECAM (Sequentiel couleur avec memoir)
· Digunakan daperancis, rusia, dan eropa timur.
· Berdasarkan modulation dengan 25 Hz refresh rate dan 625 baris.
HDTV(High Definition TV)
· Standar telivisi baru dengan gambar layar lebar, lebih jernih.
· Aspek ratio 16:9 dibandingkan dengan system lain 4:3.
· Resolusi terdiri dari 1125 (1080 baris aktif) baris.
Perbedaan dari standar video analog diatas :
· Jumlah garis horizontal dalam gambar video (525 atau 625)
· Apakah frame ratenya 30 atau 25 frame per detik.
· Jumlah bandwith yang digunakan.
· Apakah menggunakan sinyal AM atau FM untuk audio videonya.
Digitalization
Dalam aplikasi multimedia sinyal video harus diubah kedalam bentuk digital agar dapat disimpan dalam memory computer dan dapat dilakukan pengeditan.
· Sampling rate : mencari nilai resolusi horizontal, vertical frame rate untuk disample.
· Quantization : melakukan pengubahan sampling analog kedigital.
· Digitalisasi warna video : semakin banyak warna yang diwakilkan, maka semakin baik resolusi warnanya dan ukuran kapasitasnya juga makin besar.
Transmisi
Sistem boardcast menggunakan channel yang sama untuk mentransmisikan gambar berwarna maupun hitam putih
Untuk gambar berwarna sinyal video dibagi menjadi 2 sinyal, 1 untuk luminance dan 2 untuk chrominace. Sehinggasinyal y, cb, cr harus ditranmisikan bersama-sama (composite video signal).
Dalam system TV digital proses digital ketiga komponen warna dilakukan sebelum transmisikan.
· Proses pengeditan dan operasi lain dapat dilakukan dengan cepat
· Dibutuhkan resolusi yang sama untuk ketiga sinyal
Membuat Video Clip Music Dengan Menggunakan ULEAD VIDEO STUDIO
Di dalam tulisan lain saya pernah membahas tentang mengedit video dengan menggunakan Windows Movie Maker yang hasil akhirnya hanya lumayan saja. Tapi bagi anda yang kurang puas dengan program tersebut anda bisa mengedit video anda dengan menggunakan ULEAD VIDEO STUDIO. Untuk saat ini saya memakai yang versi 10. Tapi untuk memakai program ini dibutuhkan spesifikasi komputer yang agak bagus karena program ini membutuhkan memori yang besar apalagi jika dipakai untuk menggabungkan beberapa video menjadi satu video saja. But anyway Let’s begin !
– Buka program Ulead Video Studio yang sudah diinstall (Video Studio Editor).
– Ada beberapa bagian utama di bagian atas layar yaitu Capture, Edit, Effect, Overlay, Title, Audio dan Share.
– Pilih Yang Edit.
– Pada bagian Edit anda dapat melihat ada 3 bagian utama yaitu:
1. Storyboard View
Untuk melihat semua daftar video yang anda masukan ke dalam program ini secara Thumbnail (kelihatan besar besar). Pencet tombol ENLARGE untuk lebih memperbesar.
2. Time Line View
Bagian ini terdapat beberapa bagian yaitu :
a. Video Track (tempat memasukan video utama)
b. Overlay Track (tempat memasukan video lain untuk digabung menjadi 1 layar)
c. Title Track (tempat memasukan tulisan)
d. Voice Track (tempat memasukan suara berupa rekaman langsung)
e. Music Track (tempat memasukan suara berupa file musik dan sebagainya)
3. Audio View
Untuk merubah file suara
– Untuk tutorial ini silahkan pilih yang nomor 2 atau Time Line View.
– Masukan semua file dengan cara klick kanan pada Track Track yang tadi saya sebutkan.
– Untuk lebih jelasnya ikuti langkah langkah berikut ini:
– Masukan file video yang ingin diedit dengan cara klick kanan pada bagian track video. Lalu pilih INSERT VIDEO.
– Jika ingin menggabungkan 2 video atau lebih dalam 1 layar maka video yang kedua dan seterusnya diletakkan di Overlay Track. (Butuh Memory Besar).
– Anda dapat memotong video yang anda masukan untuk diambil bagian depan, tengah, belakang atau beberapa bagian saja dengan cara menekan tombol MARK IN pada bagian awal video yang akan dipotong lalu tekan tombol MARK OUT pada akhrir bagiannya. Setelah itu tekan tombol CUT CLIP maka video akan terpotong dan anda bisa membuang yang tidak perlu.
– Selanjutnya anda dapat menghilangkan suara asli dari video tersebut dengan cara menekan tombol MUTE.
– Masukan lagu yang anda inginkan ke dalam VOICE TRACK jika ingin merekam secara langsung atau masukan lagu ke dalam MUSIC TRACK jika ingin mengambilnya dari dalam komputer anda
– Pilih Menu Effect untuk menambahkan effect tertentu.
– Pilih salah satu dari Transisi atau animasi perpindahan video dari video satu ke yang lainnya (jika ada banyak video clip) Lalu drag kearah video anda.
– Untuk menghapus transisi tadi tinggal dihapus dari Video Track (warnanya kuning).
– Untuk menambah Effect pada video pilih Video Filter pada menu Effect tadi. Lalu pilih Effect video yang disediakan beserta variasinya kemudian Tibankan atau Drag ke arah video anda.
– Jika ingin menghapus Effect tersebut dari video tekanlah tombol ”X” atau Delete yang ada pada bagian Attributte.
– Langkah selanjutnya adalah membuat tulisan. Pilih Menu Title untuk menambahkan Tulisan tertentu pada video anda.
– Pilih salah satu bentuk tulisan yang disediakan kemudian Tibankan atau Drag ke video anda.
– Gantilah tulisan asli dari tulisan yang ditibankan ke video tadi menjadi tulisan yang anda inginkan.
– Jika ingin menghapus tulisan tersebut dari video anda bisa langsung membuangnya dari Title Track.
– Setelah video selesai di edit pilihlah menu SHARE.
– disini ada beberapa pilihan untuk tahap penyelesaian yaitu:
1. Create Video File(untuk menyimpan video tersebut ke dalam komputer beserta suaranya)
2. Create Sound File (untuk menyimpan ke dalam komputer hanya musiknya saja)
3. Create Disc (untuk menyimpan hasil video ke dalam CD)
4. Export To Mobile Device (untuk memasukan video tersebut ke dalam Handphone)
5. Project Playback (untuk menjalankan hasil video yang sudah anda edit)
6. DV Recording (untuk merekam video anda ke DV)
7. Share Video Online (untuk menyebarkan hasil video anda ke Internet)
Membuat Video dengan Windows Movie Maker
Windows Movie Maker merupakan salah satu software bawaan microsoft windows xp yang mempunyai kegunaan untuk capture video dan membuat atau merancang sebuah alur video. Meskipun fasilitas yang dimiliki oleh Windows Movie Maker ini masih terbatas bila dibandingkan dengan software pengolah video lainnya seperti adobe premiere, pinacle, vegas video.
Membuat sebuah video tidaklah sulit dengan menggunakan windows movie maker ini, selain bisa merekam atau me-capture gambar dengan menggunakan webcam yang ada pada komputer atau laptop anda juga bisa mengambil gambar atau video dengan cara import video, import image dan juga import music, sebagai bahan atau kelengkapan untuk pembuatan video.
Berikut saya menjelaskan cara membuat video dengan windows movie maker dengan me-capture sendiri video menggunakan webcam.
Jalankan windows movie maker pada Menu Start-Windows Movie Maker. Pada Movie Task menu pilih Capture from video device, kemudian atur volume microfon agar sauara dapat tertangkap dan terekam dengan jelas serta pilih video device yang sesuai, kemudian klik Next.
Langkah berikutnya adalah menamai file video yang akan di capture dan menentukan tempat file video tersebut disimpan. Ketiklah nama file sesuai dengan keinginan misalnya video1 kemudian tentukan folder tempat file video tersebut di simpan misalnya d:\videoku kemudian klik Next.
Berikutnya menentukan video setting, ada pilihan best quaity for playback on my computer (recommended) dan pilihan kedua Other setting yang diantaranya adalah : Video for pocket pc (218 Kbps), video for pocket pc (143 Kbps), Hight quality video (large), hight quality video (small) dan lain-lain. Sebagai latihan kita menggunakan yang direkomendasikan yaitu  best quaity for playback on my computer (recommended) kemudian klik Next.
Langkah berikut adalah capture video dengan menggunakan video capture wizard. Sebelum memulai capture pastikan bahwa pada tulisan create clips when wizard finishes. Klik Start capture kemudian arahkan kamera pada objek yang akan dicapture menjadi file video, pada proses capture hindarkan terlalu lama untuk 1 (satu) klip. Untuk mengakhiri proses capture klik pada Stop Capture, kemudian klik Finish.
Setelah selesai melakukan capture, windows movie maker akan membuat hasil caputure tersebut menjadi bagian-bagian klip. Bagian-bagian klip tersebut selanjutnya dimasukan ke dalam timeline yang berada di bagian bawah jendela windows movie maker. Cara memasukan klip ke dalam timeline adalah klik dan geser (click drag and drop) ke time line semua klik secara berurutan ke dalam timeline. Ingat bahwa klip dimasukan pada bagian video.
Video anda sudah jadi dan selanjutnya disimpan dengan nama file rpject1.mswmm. File hasil capture bisa diedit dengan menggunakan software pengolah video yang lebih lengkap dari dalam folder yang sudah ditentukan tadi.
Istilah – istilah Kameramen dalam Shooting
· Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.
· Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
· Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
· Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
· Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
· Angle : Sudut pengambilan gambar.
· Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
· Audio Effect : Efek suara.
· Ambience : Suara natural dari objek gambar.
· Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
· Background : Latar belakang.
· Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
· Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
· Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
· Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
· Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.
· Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.
· Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
· Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.
· Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
· Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.
· Cut : Pemotongan gambar.
· Cutting : Proses pemotongan gambar.
· Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
· Clear – Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan ruang master control.
· Channel : Saluran.
· Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
· Compotition : Komposisi.
· Continuity : Kesinambungan.
· Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.
· Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.
· Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
· Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.
· Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
· Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.
· Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
· Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
· Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.
· Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
· Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
· Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
· Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
· Editing : Proses pemotongan gambar.
· Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
· Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.
· Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.
· Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.
· Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.
· Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
· Floor Director :Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
· Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
· Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
· Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
· Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
· Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
· Image : Simbol yang sesuai objek.
· Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
· Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
· Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
· Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
· Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
· Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.
· Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
· Lighting : Penataan cahaya.
· Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
· Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
· Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
· Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
· Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.
· Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.
· Main Object : Target pada objek utama.
· Medium Close Up :Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
· Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.
· Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
· Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
· Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
· Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.
· Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.
· Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.
· News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
· Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).
· On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar setelah melalui proses off line.
· Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi, nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.
· Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.
· Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.
· Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
· OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
· Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus daya listrik.
· Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.
· Property : Berbagai aksesori.
· Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
· Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.
· Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
· Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing.
· Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.
· Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi terhadap penonton.
· Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
· Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
· Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.
· Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
· Shot : Ambil Gambar.
· Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
· Skill : Keahlian.
· Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik, performer hingga masalah tekhnis siaran.
· Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.
· Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera.
· Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.
· Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara maupun pendukung produksi lainnya.
· Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
· Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
· Sound : Penataan suara.
· Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.
· Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan posisi diam.
· Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.
· Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan komando sutradara.
· Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).
· Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan perhatian penonton maupun sponsor.
· Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur (track).
· Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.
· Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
· Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran sesuai dengan masa atau zaman.
· Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
· Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
· Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
· Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
· Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.
· Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.
· VTR : Video Tape Recording.
· Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.
· Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak tampak dilayar televisi.
· Video Klip : Video musik.
· Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan berbagai video klip.
· Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.
· Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
· White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
· Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming internet.
· Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran – peran tertentu.
Teknik Pengambilan Gambar
Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar, dan gerak, dll. Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut : ”Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapt dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”
Sebagaimana dijelaskan di dalam definisi tersebut film termasuk ke dalam golongan karya seni, dan dilihat dari urutannya film merupakan seni yang ketujuh di dalam jajaran seni-seni yang lain. Film agak berbeda dengan seni yang lain, karena film lahir dari gabungan unsur-unsur seni-seni yang lain yaitu seni sastra, teater, rupa, suara, musik, dan arsitektur, selain unsur-unsur seni tersebut di dalam film juga terkandung unsur teknologi.
Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
1. Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
2. Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
3. Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.
Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar
yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :
1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
2. Ukuran gambar (frame size)
Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
Shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
Gerakan kamera (moving camera)
a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
Gerakan objek (moving object)
· Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.
· Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.
Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen tersebut yaitu :
a. Motivasi
b. Informasi
c. Komposisi
d. Suara
e. Sudut Kamera
f. Kontinuitas
Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena gambar yang diambil oleh kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang didapatpun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameramen. Gali terus potensi diri, selamat berkarya, bangun perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.
date_replace(’1.17.2009′);
Tips dan Trik merekam Video
Ada beragam cara untuk membuat hasil rekaman kamera video menjadi lebih berkualitas.
1. JANGAN GOYANG
Saat mulai melakukan perekaman, usahakan posisi tangan dalam keadaan kokoh. Kamera yang bergoyang sangat mempengaruhi rekaman video. Agar kamera tak bergoyang, gunakan bantuan penyangga seperti tripod atau monopod.Walau begitu, Anda tetap harus berlatih memegang kamera dengan stabil, karena Anda tidak bisa mengandalkan tripod terus-menerus. Bayangkan bila Anda harus menentengnya dari satu tempat ke tempat lain. Boleh saja memakai tripod, tapi hanya untuk merekam obyek yang tak bergerak dalam jangka waktu lama.
2. MENGONTROL ZOOMING
Apabila obyek yang Anda bidik terlalu jauh dari posisi Anda, usahakan untuk memakai fasilitas zooming. Meski fasilitas pembesaran tersebut sangat mudah digunakan, fokus obyek harus tetap terjaga.
3. FRAME
Mulailah mengatur komposisi antarobyek bidikan, sehingga berada dalam satu frame yang apik. Sebuah klip yang akan Anda rekam bisa mempunyai komposisi yang baik apabila menggunakan teknik dasar komposisi. Pertama, komposisi balance, yaitu dengan membayangkan garis horizontal dan vertikal. Pertemuan garis tersebut adalah titik yang tepat untuk obyek bidikan. Namun, Anda juga bisa menggunakan komposisi yang tak lumrah untuk menghasilkan efek-efek tertentu. Perhatikan masalah overscan yang biasanya memotong sinyal video dan mengaburkan obyek bidikan. Aturlah ruang kosong di atas frame ketika merekam obyek.
4. KONTINUITAS
Saat merekam, sebaiknya Anda memikirkan jalan cerita video tersebut, sehingga klip memungkinkan dipotong saat editing. Usahakan merekam satu obyek dari beragam angle atau sudut pandang. Anda bisa menggabungkan rekaman video close-up, rekaman pendek, dan wide-angle. Yang penting, pastikan antara satu frame dengan frame berikutnya memiliki keterkaitan. Misalnya saja, ketika Anda merekam di area terbuka, maka pastikan pencahayaan diatur sama.
5. BACKGROUND-FOREGROUND
Sangat penting untuk menempatkan obyek bidikan berada dalam posisi yang nyaman dilihat di dalam sebuah frame. Pastikan foreground dan background tidak saling membuat pandangan bias. Bidiklah obyek tertentu dengan latar belakang yang kosong. Apabila background berupa suasana di pusat perbelanjaan, maka penonton tak lagi fokus di obyek utama tersebut. Hindari juga memakai background yang intrusif. Misalnya menempatkan obyek di depan pohon, sehingga kelihatan pohon tersebut tumbuh di kepalanya. Prinsip serupa bisa diterapkan untuk foreground. Pastikan tak ada orang yang melintas di depan kamera saat Anda sedang membidik obyek tertentu.
6. PLAN THE PAN
Cobalah gunakan teknik pan, yaitu merekam obyek yang bergerak pada bidang horizontal. Anda bisa memakai teknik tersebut untuk dua keperluan. Pertama, merekam area obyek yang luas ke dalam satu frame. Misalnya saja Anda ingin merekam pemandangan indah di gunung atau arsitektur bangunan. Kedua, ketika Anda ingin merekam obyek yang bergerak pada jalur tertentu, misalnya balap F1, balapan kuda, atau orang yang berlari. Yang penting, pastikan gerakan obyek tertangkap dengan jelas berikut gerakan yang akan direkam terakhir. Untuk merekam gambar bergerak, sebaiknya gunakan bantuan tripod agar gambar tak goyang.
7. EFEK KHUSUS
Pada kamera video modern, biasanya telah tersedia efek video built-in di dalam menunya. Sebelum Anda memakai efek tersebut, pikirkan kembali apabila video akan Anda edit kembali. Bila ya, maka tak perlu untuk memakai efek-efek yang tersedia di kamera, karena efek tersebut tak bisa dinormalkan kembali saat Anda mengedit video tersebut. Anda bisa menambahkan efek melalui program video editing. Kecuali, Anda memang ingin memutar film langsung di TV, maka Anda bisa memakai efek-efek film bawaan kamera video.
8. LAMPU
Pencahaayan merupakan salah satu faktor yang penting ketika merekamvideo. Tapi cahaya yang terlalu banyak akan membuat obyek terlihat putih menyerupai hantu. Sebaliknya kurang cahaya bisa pula membuat obyek tidak terlihat. Untungnya, kebanyakan kamera video kini telah menyertakan setelan pencahayaan otomatis. Namun demikian, saat merekam di luar ruangan sebaiknya posisi Anda membelakangi cahaya matahari. Cek cahaya matahari, apabila background obyek lebih terang daripada foreground, maka aktifkan fitur backlight yang ada pada menu kamera. Jika Anda merekam di dalam ruangan, pastikan selalu mengaktifkan lampu. Meski cahaya lampu ruangan terlihat cukup, lebih baik Anda tetap menggunakan lampu kamera. Akan lebih baik lagi apabila Anda memiliki lampu kamera tambahan.
9. SUARA DAN VISI
Setelah teknik video Anda kuasai, perhatikan juga masalah audio. Film yang baik sebaiknya memang memiliki perpaduan gambar dan suara yang seimbang. Kamera video biasanya menyertakan mikrofon built-in untuk merekam suara. Namun demikian, biasanya mikrofon tersebut juga merekam suara yang berada di sekitar obyek bidikan, seperti suara bising, angin, dan nafas si kameraman. Apabila Anda merekam di ruang terbuka, aktifkan fitur Wind cut yang bisa mengurangi suara bising tersebut. Saat fokus pada obyek tertentu, aktifkan fitur Zoom mic yang berguna untuk memperjelas suara yang keluar dari obyek bidikan. Jika kamera memiliki soket mikrofon input, maka belilah mikrofon yang dilengkapi dengan filter wind muffler atau penyaring angin. Dan untuk merekam wawancara, sebaiknya gunakan mikrofon kecil ekstrenal. Untuk mengurangi suara bising, Anda bisa memberi soundtrack tertentu dengan menggunakan MiniDic player atau tape recorder. Cara ini biasanya dilakukan saat rekaman video diedit dengan program penyunting video di PC.
10. SIAPKAN
Sebelum merekam, pastikan kamera dan peranti pendukung sudah dalam keadaan siap. Pastikan power baterai dalam keadaan penuh. Apabila kurang, charge baterai, hingga power-nya maksimal. Biasakan juga membuat checklist atau daftar alat yang harus Anda bawa ketika merekam. Ketika Anda bepergian jauh atau melakukan rekaman berjam-jam, usahakan.
Refleksi Ontologi Sinematografi
Ontologi sinematografi dan refleksinya pada sinema merujuk pertanyaan soal apa itu film, apa yang membuat sebuah filem menjadi filem, dan untuk menilai apa yang akan disebut Wittgenstein sebagai tata bahasa konsep kita soal filem beserta peranan yang dimainkannya dalam berbagai bentuk kehidupan kita. Kemampuan untuk merekam citra-citra bergerak dengan begitu telah menyambangi para moderenis dan menjadikan sejarah-sejarah sinema milik moderenisme. Persinggungan tindak-tanduk manusiawi, penelisikan keilmuan, upaya artistik dan debat-debat filosofis telah membingkai moderenisme bersamaan dengan kelahiran sinema.
Sinematografi merupakan proyeksi citraan-citraan yang terikat dalam ruang dan waktu. Citraan-citraan yang tampak nyata memiliki tata bahasa mereka sendiri dan mewakili dunia mereka sendiri, “sebuah dunia mandiri”. Citraan-citraan ini, yang direkam dan diproyeksikan, yang melakukan percakapan berkelanjutan bersama kita dan mencoba mengatakan sesuatu (atau banyak hal), yang terkadang berkerabat dengan, dan melampaui, pengalaman-pengalaman kita, di mana pelampauan ini hanya bisa ditengahi melalui keterlibatan. Semuanya bergantung pada pembayangan ujung-ujung pemahaman manusia, baik sebagai pencipta maupun sahaya (penerima, penonton, pelibat, pengusil dan penyelidik) untuk memaknai citraan-citraan ini, “citraan-citraan yang digunjingkan.”
Ontologi film harus dihubungkan dengan sifat alami dan kedalaman pikiran tentang film itu sendiri: Film soal film, untuk menelisik berbagai proses dan strukturnya. Film dengan begitu menjadi sebuah penyelidikan dan penunjukkan harta-harta, sebuah kegiatan epistemologis dan didaktika.
Menurut pemahaman Greenbergerian, filem ditempatkan dalam sejarah moderenisme, sebuah pemisahan radikal dari disiplin-disiplin akademik dan bentuk-bentuk seni silam (kesusasteraan, lukisan, musik). Dengan begitu, filem diterima oleh moderenitas sebagai sebuah revolusi teknologis. Merujuk Sharits, orang bisa melihat sifat ganda filem (proses perekaman optik/proses pengisian gagasan). Sifat ganda ini membuat ketimpangan masalah, yang barangkali menjadi bahasan sinema paling ontologis.
Film merujuk pada diri sendiri, sebagai alat penelisikan ke dalam persoalan bahasa dan wujud filem. Citraan-citraan atau rangkaian-rangkaian dalam pembuatan filem diatur sebagai cara menyebarkan pemahaman makna besar. Dengan kata lain, kebutuhan referensi dan denotasi mengendalikan struktur-struktur seluruh tingkatan beragam sampai ke paling bawah. Kebutuhan khusus dalam sinema ini digunakan untuk menangkap kesamaan dunia sehingga bisa menyebar dan menghasilkan pengenalan protokol-protokol struktur baru. Kebutuhan-kebutuhan ini tidak membawa pada kehampaan makna sebab prinsip perujukan-diri sudah diperkenalkan. Lalu, filem itu menjadi soal dirinya dan strukturnya sendiri.
Film, disebabkan kegandaan wujudnya bisa menjadi objek mandiri sekaligus representasi-pribadi dalam dirinya sendiri. Melalui gagasan tentang pengobjekan dari film itu sendiri, melalui putaran proses soal refleksi-dirinya, film sekarang diarahkan menuju keadaan alamiahnya.
Dalam medan umum ideologi, pembuatan film bisa menghindari kejatuhan ke lubang ilusionisme, dengan sekadar menjadi pengganti sifat parasit dunia pada ideologi, yang didaur-ulang olehnya sebagai kenyataan.
Film sebagaimana diproyeksikan dalam ruang dan waktu memberikan sifat organis alaminya (yaitu bahan mentah yang mengasumsi bentuk, watak, suara, dll.), tampak seperti menghembuskan nafas kehidupan yang memunculkan anggapan bahwa film setara dengan signifikansi dunia sebagaimana yang kita alami. Sifat alami film mengenai tafakur sebagai “kehidupan” secara ontologis terkait dengan filosofi sebagai sebuah disiplin. Ditempatkan dalam sinematografi moderenitas (FILM), dalam aroma magis, telah menjadi pusat dari kehidupan dan filosofi.
Esensi seni tidaklah bersandar hanya pada kemampuan ketukangan yang membuat persinggungannya bisa menyingkapkan diri bersamaan dengan kehadirannya. Dalam persinggungan dengan sebuah karya seni, kita menjadi hadir lebih utuh dan kita membawa pengalaman kita juga siapa diri kita ke dalam permainan dan keseluruhan pemahaman diri ditempatkan dalam keseimbangan serta keteraturan. Pengalaman mengambil tempat dalam kesatuan dan keberlangsungan pemahaman diri kita sendiri. Keabsahan seni tidaklah bersandar pada kenikmatan estetika yang tidak menarik melainkan ketika ia menyingkap diri sebagai sesuatu yang hidup. Ia menghadirkan sebuah dunia kepada kita: dunia baru.
Ketika seorang seniman/pembuat film yang memiliki kuasa untuk mengubah sesuatu ke dalam citraan atau bentuk, pengalaman hidupnya menjadi bahan-bahan yang digunakan bukan sebagai ikutan melainkan gubahan. Ada sebuah penengahan sempurna dan penengahan seni harus dianggap sebagai keseluruhan. Sejatinyalah, pengalaman seni yang menunjukkan bahwa karya seni memiliki wujud otentik dalam fakta pembentukan pengalaman bisa mengubah si pengalam. “Suatu karya dari karya-karya seni.”
Masalah pengalaman seni, hal yang bertahan melewati waktu, bukanlah subjektivitas seseorang yang mengalami karya, melainkan karya itu sendiri.
Dunia ada di luar sana untuk dijelajahi. Namun, bukan penggambaran empiris maujud-maujud di dalamnya, bukan pula tafsiran ontologis individu semacam itu yang akan berpaut dengan fenomena dunia. Dunia adalah sesuatu yang dipahami “bersamaan” dengan maujud-maujud yang muncul di dalamnya. Tapi, bagaimanapun pemahaman harus melalui dunia. Dunia dan pemahaman menjadi bagian tak terpisahkan dari konstitusi ontologis kehidupan untuk menegaskan eksistensinya. Dunia tempat kita hidup melampaui wilayah kegiatan prasadar yang berasal dari persepsi pikiran. Ia adalah wilayah di mana penolakan dan berbagai peluang aktual dalam struktur kehidupan membentuk pemahaman. Ringkasnya, ia adalah wilayah proses hermenetika di mana kehidupan ditemakan sebagai bahasa: sebuah bahasa filmis.
Sebagaimana akan dikatakan Paul Sharits, prosedur penelitian paling subur bersandar dalam pembuatan film-film, dalam arti kata eksperimental yang ketat. Film-film seperti itu yang dibuat oleh para peneliti akan menghasilkan informasi mengenai struktur-struktur linguistik/sinematik/filosofis mereka sendiri.
Seperti ditunjukkan Deleuze saat dia berkata: “Ini adalah aspek pertama dari sinema baru [waktu-citraan]: patahan dalam lingkar gerak-indera [tindakan-citraan], dan lebih jauh lagi dalam hubungan antara manusia dengan dunia.”
Kebanyakan perkataannya didasari oleh keyakinan bahwa sinema telah secara nyata mengubah cara pandang dan perasaan kita soal waktu dan dunia tempat kita hidup.
Pergeseran paradigmatik menyangkut pemahaman dan konstruksi kita soal realitas, sebuah realitas ontologis yang didasari Das Sein, di mana esensi pemahaman bersandar pada penyingkapan kekuatan-kekuatan nyata untuk hidup dalam cakrawala penempatan seseorang di dunia ke sebuah pemahaman lebih baru, perubahan mendasar dalam persepsi kita tentang dunia, di mana realitas filmis saling bersinggung dan mengisi dengan diri.
Dengan begitu film perujukan-diri adalah sebuah alat penelisikan ke dalam permasalahan bahasa film dan keberadaan filem. Melalui gagasan pengobjekan dalam film itu sendiri seperti dalam sifat alaminya yang mandiri, melalui putaran proses refleksi-diri, filem penilaian, penyelidikan diri diarahkan menuju sifat alamiahnya yang dilihat inheren secara ontologis dengan medium, di mana film dan filosofi yang bersandingan dengan refleksivitas mereka, bisa membangun landasan umum seperti dalam “Filmosophy”, untuk memberi kebangkitan pada sebuah disiplin pemikiran baru dan penyelidikan epistemik ke dalam sesuatu yang sangat tidak dikenal di dunia pembuatan Filem. Konten digital, dengan begitu bisa menjadi sebuah proyek pemaknaan dengan cakrawala yang melampaui dirinya sendiri.
Macam-Macam Video
Secara umum kita sering mendengar kata-kta seperti AVI, MP4, ataupun FLV. Namun kita tidak mengetahui arti dari kata-kata itu, itu adalah salah satu dari format file dari video. Tak hanya itu, masih ada macam format file video lainnya, dan sekarang saya akan membahas format file video yang saya ketahui.
* AVI(AUDIO VIDEO INTERLACED)
Format video ini merupakan format video yang paling tua yang di bangun oleh Microsoft.jangan heran apabila anda menemukan dua video yang sama-sama berformat AVI,tapi salah satu diantaranyatidak dapat di mainkan di PC anda.hal ini disebabkan karena di setiap file video dibuwat
Dengan system kompresi yang berbeda,dan PC anda tidak mendukung salah satunya kompresi tersebut.AVI mampu menyimpan sebuah klip video dengan beresolusi sampai 30 Frame per detik.padahal awalnya AVI hanya bisa beresolusi maksimal 160X120 pixel,dengan refresh rate 15 Frame per detik.sampai sekarang AVI masih banyak di gunakan oleh kartu video editing.untuk memainkan atau membuwat video yang berformat AVI,tidak di butuhkan hardware khusus.itu sebabnya AVI cukup mendominasi,dan selalu di pakai pada kebanyakan aplikasi multimedia.
*MOV
Apple memperkenalkan format video yang di sebut dengan MOV Yang dapat di putar dengan aplikasi Quick Time.sekitar tahun 1993-1995,format ini pernah lebih unggul dan populer di bandingkan AVInya. Microsoft,baik dari fungsi maupun kwalitasnya,tetapi sekarang MOV
Berikut adalah contoh format video lainnya
3ivx : bukan merupakan format file, tetapi hanya sebuah codec ( seperti Divx, WMV dan Xvid ) yang dikembangkan oleh 3ivx Technologies  http://www.3ivx.com ). Teknologi intinya dioptimasi untuk arsitektur prosesor yang beraneka ragam, termasuk platform yang menyertainya. 3ivx memungkinkan untuk pembuatan stream data MPEG-4 dan MP4 dan dapat juga digunakan untuk membuat steam audio AAC. Dengan menggunakan 3ivx dapat menyimpan lebih dari dua jam film sekualitas DVD kedalam CD tunggal, atau men-stream kualitas video sekualitas DVD melalui modem kabel atau modem DSL. Untuk membuka file 3ivx, dibutuhkan plug-in untuk Quicktime, untuk video for windows dan untuk Directshow atau 3ivx Decoder.
ASF ( Advanced Streaming Format / Advanced System Format ) :merupakan format yang dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan untuk audio video digital. Didesain untuk streaming dan membentuk bagian framework Windows Media. ASF dapat menggunakan beraneka ragam codec. Namun dalam prakteknya yang digunakan adalah codec WMV atau WMA yang juga dari Microsoft.
AVI ( Audio Video Interleaved ) : diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 1992 sebagai bagian dari teknologi Video for Windows miliknya. File AVI menyimpan data audio dan video pada struktur interleaved. File ini hanya berupa kontainer- dan data audio video dapat dikompres menggunakan berbagai codec. Kualitas dan kapasitas tergantung pada codec dan secara khusus codec yang digunakan adalah MPEG, Divx atau WMV.
Divx : adalah codec, bukan format file. Edisi Divx pertama (3.11 dan sebelumnya) merupakan versi hack dari codecvideo MPEG4 buatan Microsoft. Jeroma Rota pengembang Divx, mendirikan Divx Networks dan membuat Divx 4, versi terbaru dari codec untuk menghindari masalah hak cipta dengan Microsoft. Divx pada saat pembuatan versi 5.2.1 adalah merupakan codec MPEG-4 layer 2. Dikenal dengan tingkat kompresi yang tinggi, sehingga sangat memungkin menggunakan codectersebut untuk menggandakan film DVD. Satu film DVD umumnya berukuran 5 GB sampai 6 GB, dan Divx mampu mengkompresi hingga menjadi 700 MB, dengan penurunan kualitas yang sangat minim. Dengan demikian film tersebut dapat tertampung dalam sekeping CD. Sejumlah peranti ripping DVD menggunakan codecDivx. Untuk memutar file Divx, dibutuhkan plug-in Divx untuk player software. Versi Divx gratisan termasuk playernya tersedia di http://www.divx.com dan ini termasuk juga plug-in untuk video editing software.
MJPEG ( Motion JPEG) : adalah codec video yang mengompres masing-masing frame sebagai JPEG image yang terpisah. Kualitasnya tergantung pada pergerakan di footage. Sebaliknya pada video MPEG, kualitas menurun apabila ada banyak gerakan di footage. Kekurangan dari codec ini adalah ukuran file yang besar.
MPEG : adalah format kompresi yang distandarisasi oleh Moving Picture Experts Group (MPEG), yang terbentuk oleh 350 perusahaan dan organisasi. Standard-standard tersebut adalah : MPEG 1 adalah standard pertama untuk kompresi audio dan video. merupakan standard encode VideoCD dengan resolusi maksimal hanya 352 x 288 pixel, bit-rate tidak dapat dirubah dan kualitas gambar yang kurang baik.Ini juga termasuk format audio MP3. MPEG 2 adalah seri standard transport , audio dan video untuk kualitas siaran televisi. MPEG 3 dikembangkan untuk high-definiton television (HDTV), tetapi kemudian ditinggalkan karena dianggap MPEG 2 memadai. MPEG 4 merupakan pengembangan MPEG 1 mendukung Digital Rights Management (DRM) dan bit-rate encoding rendah, serta menggunakan codec video yang disebut H.264 yang dipandang lebih effisien. MPEG 7 adalah sistem formal untuk mendeskripsikan kandungan multimedia. MPEG 21 merupakan standard masa depan untuk multimedia. Codec MPEG menggunakan lossy compression pada data audio video. Bagian motion video pada standard MPEG-1 didapat dari standard Joint Picture Experts Group (JPEG) untuk lossy compression gambar diam ( foto ) MPEG-1 digunakan pada format VideoCD. Kualitas output dan bit-rate lebih kecil daripada VCR.
MPEG-2 sama dengan MPEG-1, tetapi juga menyediakan dukungan untuk interlaced video ( seperti pada siaran TV ) dan juga mendukung Transport Stream yang dibuat untuk mentranfer video dan audio digital pada media dan digunakan untuk broadcasting. Standard MPEG-2 saat ini telah ditingkat menjadi standard terbaru untuk transmisi HDTV. Saat ini digunakan untuk SVCD, DVD dengan tingkat bit yang dapat diubah dan memiliki kualitas gambar yang luar biasa. DV Video merupakan subformat khusus dari MPEG-2 dengan tingkat bit yang tetap. Format ini sangat cocok digunakan untuk video editing. MPEG-4 berbasis MPEG-1 dan MPEG-2, tetapi ada tambahan fitur seperti dukungan VRML untuk rendering 3D, files komposit berorientasi objek (termasuk audio, video dan virtual reality modelling), dukungan untuk DRM dan berbagai macam interaktivitas . Kontainer untuk kandungan MPEG-4 adalah MP4
OGM ( Ogg Media File ) : adalah format kontainer untuk audio, video dan subtitle. Sebagaimana AVI, format ini juga mendukung multiple audio track, bahkan dengan format yang berbeda (seperti MP3 dan WAV). OGM juga memungkinkan integrasi audio Ogg Vorbis. Codec video yang sering digunakan dalam files OGM adalah Xvid. Untuk membuka file OGM di windows diperlukan paket software yang disebut Ogg Vorbis Direct Filter dan dapat diperoleh di http://www.tobias.everwicked.com
Quicktime : adalah teknologi multimedia sekaligus format file yang dikembangkan oleh Apple Computer dan pertama sekali diprkenalkan pada tahun 1991. file Quicktime adalah kontainer multimedia yang terbentuk atas satu atau lebih track seperti audio, video, teks atau efek digital. Masing-masing track mengandung media track, baik itu media stream yang telah di encode atau pointer-pointer pada file eksternal. codec yang digunakan untuk compress dan decompress data di Quicktime diantaranya MP3, JPEG, Divx, Cinepak, Sorensen dan bahkan MPEG-2 dan MPEG-4. Oleh sebeb itu, quicktime lebih cocok digunakan untuk aplikasi internet dibandingkan AVI
RealVideo dan RealMedia : adalah codec video yang dikembangkan oleh RealNetworks pada tahun 1997. Berbeda dengan codec video lainnya, RealVideo telah dioptimasi untuk streaming video melalui jaringan IP. Menggunakan PNA Protocol atau Real Time Streaming Protocol. Biasanya berpasangan dengan RealAudio yang dikemas dalam RealMedia. RealNetworks juga menyediakan player yang disebut RealPlayer untuk audio dan video.
WMV ( Windows Media Video ) : adalah bagian dari sistem Windows Media buatan Microsoft. Adalah sebuah codec untuk mengencode film dan mentransform slide show yang berisi format bitmap kedalam video terkompres. WMV sebenarnya adalah versi proprietary dari MPEG-4. Video Stream sering dikombinasikan dengan Audio Stream dalam format WMA, dengan video WMV yang dikemas kedalam kontainer AVI atau ASF.
Matroska adalah format multimedia gratis (open source format). Format ini, dengan ekstensi file dari ‘. Mkv’, didasarkan pada EBML (Extensible Binary Meta Language), yang memungkinkan perubahan harus dilakukan dengan mudah jika perlu, tanpa melanggar mendukung file lama. Inilah sebabnya mengapa dikatakan bahwa “Matroska dirancang dengan masa depan dalam pikiran”. Matroska bukanlah video codec seperti yang sering berpikir untuk menjadi, tetapi sebuah wadah, atau sebuah amplop yang dapat menampung banyak codec yang berbeda pada waktu yang sama. Sesuai namanya (Rusia boneka berbentuk telur yang terkandung dalam satu sama lain) Matroska dapat berisi video (DivX, Xvid, RV9, dll), suara (MP3, MP2, Ogg, AC3, AAC, DTS, PCM), serta sub judul (SRT, ASS, SSA, USF, dll) di file yang sama. Tujuan pengembangan Matroska adalah untuk memberikan yang fleksibel dan lintas-platform alternatif ke AVI, ASF, MP4, MPG, MOV, dan RM. Fitur utamanya termasuk cepat mencari, pemulihan kesalahan tinggi, modularly diperpanjang, dipilih subjudul dan audio stream, bab entri, menu, dan streamable melalui internet. An example of a Matroska file is a complete video file that includes a video stream and an audio stream, as well as subtitles and a menu system. Contoh sebuah file Matroska file video yang lengkap yang meliputi aliran video dan audio streaming, serta sub judul dan sistem menu.
3GP (3GPP format file) adalah sebuah multimedia container format yang ditetapkan oleh Third Generation Partnership Project (3GPP) untuk 3G UMTS jasa multimedia. It is used on 3G mobile phones but can also be played on some 2G and 4G phones. Yang digunakan di 3G ponsel, tetapi juga dapat dimainkan pada beberapa 2G dan 4G telepon.
Flash Video adalah sebuah wadah format file yang digunakan untuk mengirim video melalui Internet menggunakan Adobe Flash Player (awalnya diproduksi oleh Macromedia) versi 6-10. Konten video flash juga mungkin tertanam di dalam SWF file. Ada dua format file video yang berbeda didefinisikan oleh Adobe Systems dan didukung dalam Adobe Flash Player: FLV dan F4V. Audio dan video FLV data dalam diencode dalam cara yang sama ketika mereka berada dalam file SWF. Yang terakhir format file F4V didasarkan pada basis ISO format file media dan didukung dimulai dengan Flash Player 9 Update 3.
3G2 (3GPP2 format file) adalah wadah multimedia format yang ditetapkan oleh 3GPP2 untuk 3G CDMA2000 jasa multimedia. Hal ini sangat mirip dengan format 3GP, tapi memiliki beberapa ekstensi dan keterbatasan dibandingkan dengan 3GP.
VOB (Video Object) adalah sebuah format kontainer di DVD-Video media. VOB dapat berisi video, audio, subtitle dan menu isi multiplexing bersama-sama ke dalam bentuk sungai. VOB didasarkan pada aliran program MPEG format, tetapi dengan keterbatasan dan spesifikasi tambahan di sungai swasta. Program MPEG sungai yang memiliki ketentuan-ketentuan non-data standar (seperti yang digunakan dalam file VOB) dalam bentuk jadi swasta yang disebut stream. File VOB yang sangat ketat bagian dari program MPEG standar sungai. Sementara semua file VOB program MPEG stream, tidak semua aliran program MPEG sesuai dengan definisi untuk sebuah file VOB.
SWF (awalnya berdiri untuk “Format Web Kecil” kemudian berubah menjadi “Shockwave Flash” oleh Macromedia, kemudian kembali berubah kembali ke Small Web Format ketika perusahaan memilih untuk memiliki frase “Shockwave” hanya merujuk kepada Direktur, diucapkan swiff atau “swoof” adalah sebagian terbuka repositori untuk multimedia dan terutama untuk vector graphics, berasal dari FutureWave Software dan telah datang di bawah kendali Adobe. Dimaksudkan untuk menjadi cukup kecil untuk dipublikasikan di web, SWF file dapat berisi animasi atau applet dari berbagai tingkat interaktivitas dan fungsi. SWF saat ini berfungsi sebagai format yang dominan untuk menampilkan “animasi” vektor grafik di web, jauh melebihi penggunaan W3C standar terbuka SVG, yang telah bertemu dengan masalah-masalah di atas implementasi bersaing. Mungkin juga digunakan untuk program-program, biasanya permainan, menggunakan Actionscript.
Sinematografi
Ada beberapa istilah perfileman yang kita tidak tau apa itu artinya salah satunya “sinematografi” sebenarnya orang banyak sekali membicarakan mengenai sinematografi itu sendiri namun banyak pula yang kurang paham akan hal tersebut, sebenarnya apa sih “sinematografi” itu sendiri?
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa inggris Cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema ‘gambar’. Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya Fotograpfi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.
Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik rangkaian gambar atau dalam senematografi di sebut montase (montage)
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpanan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpanan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya.Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpanan di awal pertumbuhan sinematografi.
Kamera ini sangat familiar dan banyak pengguna di Indonesia, mulai Cameraman TV, Production House, sampai Wedding Cameraman. Mungkin banyaknya kelebihan kamera ini yang mempengaruhi keputusan memakai Sony PD170.
Tetapi jangan salah ada beberapa gambar yang tidak bisa dicapai dengan menggunakan kamera ini. Sebagai contoh: kita ingin mendapatkan gambar yang hanya fokus di objek dengan background blur, hanya bisa pada posisi extreme close-up dan tidak bisa pada posisi medium atau lebih wide.
Dengan banyaknya cameraman yang mungkin dari pertama belajar sampai bertahun-tahun hanya kenal kamera ini dan merasa sudah menjadi cameraman sejati, sebaiknya belajarlah jenis kamera profesional lain seperti : Panasonic AJD610, Panasonic AJD400, Sony DSR-400, Sony DXC D50 dan lain-lain. Biasanya mereka yang bisa mengoperasikan salah satu kamera tersebut tidak akan mengalami kesulitan mengoperasikan kamera jenis lain.
Jadi kamera Sony PD-170 bagus dan cocok untuk News Cameraman karena kecil sehingga lebih Mobile. Untuk production yang membutuhkan gambar-gambar spesial akan lebih bagus menggunakan kamera profesional.
Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

sumber: https://bagoesnet.wordpress.com/2010/07/31/pengertian-audio-video/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar