Jumat, 30 Januari 2015

5W1H atau 5W2H ,over shoulder shot,fast forward shot

Apa 5W1H atau 5W2H kerangka?

Banyak penulis lakukan menggunakan kerangka 5W1H / 5W2H.

Ini adalah alat yang menakjubkan dalam situasi yang berbeda di mana salah satu kebutuhan untuk memperjelas atau memahami sesuatu secara lebih mendalam.

• Apa?
• Mengapa?
• Dimana?
• Kapan?
• Siapa?
• Bagaimana?
• Berapa banyak?

Seperti yang Anda lihat dari atas: ada 5 pertanyaan dimulai dengan W dan 2 dimulai dengan H.

Kerangka kerja ini sangat penting dalam persyaratan elisitasi , dan secara luas digunakan dalam TQM dan QCC , yang merupakan pilar Gerakan Total Quality .

Saya telah mencoba untuk menemukan referensi yang memberitahu saya di mana pertanyaan-pertanyaan ini berasal. Meskipun saya menduga bahwa mereka berasal dari zaman kuno, saya gagal menemukan referensi yang akan menunjukkan di mana mereka pertama kali dihitung.

Referensi tertua ditemukan di Creatingminds.org , di mana mereka percaya bahwa pertanyaan-pertanyaan berasal dari Rudyard Kipling puisi: " Aku Tetap Enam Jujur
Melayani Men ... " . Indah puisi, tapi aku ragu bahwa 5W1H datang dari sana.

Jika Anda kebetulan tahu asal baik untuk 5W1H, beritahu saya.

(07/07): Seperti yang ditunjukkan oleh Charlie Nguyen Duc-dalam komentarnya di bawah ini, tampaknya bahwa asal-usul 5W1H terkait dengan Marcus Fabius Quintilianus .
 
sumber:http://amazinnggg.blogspot.com/2006/05/what-is-5w1h-or-5w2h-framework.html
 

Selama ditembak bahu


Contoh dari tembakan over-the-bahu dari domain publik film horor The Driller pembunuh , menempatkan penonton dalam perspektif si pembunuh.
Dalam film yang atau video yang , over tembakan bahu (juga di atas bahu, OS, OTS, atau orang ketiga ditembak) adalah tembakan dari seseorang atau sesuatu yang diambil dari perspektif atau sudut kamera dari bahu orang lain. Bagian belakang bahu dan kepala orang ini digunakan untuk membingkai gambar apapun (atau siapa pun) yang kamera menunjuk ke arah. [1] Jenis tembakan sangat umum ketika dua karakter mengalami diskusi dan biasanya akan mengikuti membangun tembakan yang membantu penonton tempat karakter dalam pengaturan mereka. Ini adalah contoh dari sudut kamera.

sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Over_the_shoulder_shot 

  

Fast Forward (film)

Fast Forward adalah film 1985 yang disutradarai oleh tari Sidney Poitier . Dalam film tersebut, rombongan tari dari Ohio datang ke New York untuk bersaing dalam kompetisi bakat nasional. Film Bollywood Dance Dance terinspirasi oleh film ini.

Plot sinopsis

Cerita ini berkisah tentang "The Adventurous Delapan," sekelompok remaja dari Sandusky, Ohio yang mendambakan ketenaran begitu parah sehingga mereka menghabiskan waktu luang mereka berlatih buatan lagu-lagu mereka dan tarian di bangunan tua dikurung setiap hari sepulang sekolah.
Sebuah janji enggan audisi dari eksekutif dansa besar-shot memimpin anak-anak untuk New York, tapi tiba di kantor pusat perusahaan mereka disambut oleh beberapa berita tak terduga bahwa eksekutif yang menjanjikan mereka audisi telah meninggal. Setelah bepergian sejauh ini, petualangan Delapan menolak untuk ditolak, dan dua laki-laki anggota kelompok, Matt ( John Scott Clough ) dan Michael ( Don Franklin ), mohon pemilik perusahaan baru untuk memberikan tembakan. Dia akhirnya menyerah, memberitahu mereka untuk audisi dalam waktu dua minggu. Namun, tak satu pun dari para remaja telah membelok tinggal selama itu, dan mereka tidak punya cukup uang untuk menjaga diri di sana.
Anak-anak datang ke keputusan bahwa satu-satunya cara untuk membuat itu untuk tinggal dan menunjukkan kepada dunia apa yang mereka terbuat dari. Jadi mereka menyewa sebuah apartemen yang agak kotor, merapikan, dan merakit sebuah rencana untuk mengumpulkan cukup uang untuk hidup sampai hari audisi besar. Langkah satu: menabrak sebuah restoran mewah untuk menampilkan gerakan mereka. Ajaibnya, rutin mereka mengarah ke standing ovation dari pengunjung kaya, yang melanjutkan untuk membuang uang mereka di geng berbakat.
Selama beberapa minggu ke depan, yang petualangan Delapan terus mengumpulkan uang dengan segala cara: lewat kartu nama; menari di depan orang banyak di jalan-jalan; Anda nama itu. Tapi semua bekerja dan bermain tidak frase dalam kamus remaja 'dan dengan kesempatan untuk memukul klub dan memeriksa hotspot tari terkenal, mereka tidak dapat menolak. Apa yang mereka tidak menyadari adalah kata yang telah berhasil keluar dari bakat mereka dan kru tari badass lokal tidak terlalu senang dengan kehadiran mereka. Waktu untuk pertempuran tari, bayi! Hanya, ini adalah salah satu pertempuran kecil anak-anak negara kota ditakdirkan untuk kalah.
Pada downer setelah dikalahkan oleh penari segar 'The Zoo', dan menyadari bahwa hari audisi mereka akan segera tiba, petualangan Delapan bersumpah untuk meningkatkan tindakan mereka. Dan apa yang menyerukan adalah latihan, latihan, latihan. Akankah mereka bisa mendapatkan kembali mereka sendiri dan tidak mati karena malu kali ini?
Mengesankan klub-penonton tidak prioritas nomor satu mereka, dan di baris berikutnya adalah mereka ditembak di waktu besar dengan Sabol Industries. Muncul untuk audisi mereka cemas menunggu, anak-anak menghadapi lain knock-besar kembali ketika mereka ditolak sekali lagi, dan terlepas dari kontrak lisan antara mereka dan pemilik perusahaan, ternyata menjadi satu lagi janji palsu. Marah bahwa mereka telah ditipu, Matt gigih dan Michael bersekongkol satu petak terakhir yang menjadi garis hidup terakhir mereka di jalan menuju ketenaran. Akankah mereka membuat ke besar kontes bakat Sabol? Dan semua akan darah mereka, keringat dan air mata melunasi pada akhirnya?

sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Fast_Forward_(film)

Perkembangan kamera di mulai dari kamera Obscura hingga yang tercanggih sekarang

Perkembangan kamera di mulai dari kamera Obscura hingga yang tercanggih sekarang adalah kamera DSLR dengan resolusi tinggi serta smartphone yang juga memberikan fasilitas foto dengan resolusi beragam.


#1. Kamera Obscura
gambar kamera obscura
Kamera Obscura Al-Haitam, gambar: indonesiaindonesia.com
Kamera Obscura adalah awal dari kecanggihan masa kini dalam dunia fotografi yang ditemukan oleh seorang muslim bernama Al-Haitam atau sering disebut Alhazen. Peradaban dunia telah banyak berubah melalui kamera. 
Alhaitam
Alhaitam, gambar: indonesiaindonesia.com
Karena kamera adalah penemuan penting yang mampu mengubah dunia. Lewat jepretan kamera kita semua dapat mengabadikan momen-monem indah di dunia, hal-hal penting maupun tidak penting di dunia dan yang kita alami.
Tak banyak yang tahu akan seorang penemu muslim Al-Haitam ini, dikarenakan teknologi saat ini dikuasai oleh orang barat, sehingga menyangka bahwa kamrea awal ditemukan oleh orang barat, padahal bukan.
Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura.
Dunia mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.
Kemudian orang barat mempelajari bukunya dan mengembangkan kamera obscura dengan beberapa hal seperti yang dilakukan oleh Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).
kamera obscura
gambar: wikipedia.org
Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.

#2. Daguerreotypes dan Calotypes

gambar kamera

Louis Daguerre dan Joseph Nicéphore Niépce menemukan metode fotografi praktis pertama, yang bernama Daguerreotype, pada 1836. Daguerre dilapisi pelat tembaga dengan perak, kemudian tambahkan dengan uap yodium untuk membuatnya sensitif terhadap cahaya. 

Gambar itu dihasilkan oleh uap merkuri dan dengan larutan kuat garam biasa (natrium klorida). Henry Fox Talbot menyempurnakan proses yang berbeda, calotype, pada 1840. Kedua kamera yang digunakan sedikit berbeda dari model yang Zahn, dengan piring peka atau selembar kertas ditempatkan di depan layar monitor untuk merekam gambar. Berfokus pada umumnya melalui kotak geser.

#3. Dry Plates


gambar kamera
Pelat kering collodion telah ada sejak 1855, berkat karya Désiré van Monckhoven, hingga sampai ada penemuan baru dari pelat kering gelatin pada tahun 1871 oleh Richard Leach Maddox dengan kecepatan dan kualitas lebih baik. Juga, untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup kecil untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari berbagai desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar dan kamera genggam.

#4. Kodak dan Lahirnya Film
gambar kamera kodak
Penggunaan film fotografi dipelopori oleh George Eastman, dimulai dari kertas film manufaktur pada 1885 sebelum beralih ke seluloid pada tahun 1889. Kamera pertamanya, yang ia disebut "Kodak," pertama kali ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu adalah kotak kamera yang sangat sederhana dengan lensa fixed-focus dan kecepatan rana tunggal, dengan harga yang relatif rendah. 

Pada tahun 1900, Eastman mengambil pasar massal fotografi satu langkah lebih jauh dengan Brownie, kotak kamera sederhana dan sangat murah yang memperkenalkan konsep snapshot.

#5. Compact Camera dan Canon

gambar kamera canon

Oskar Barnack, yang bertanggung jawab atas penelitian dan pengembangan di Leitz, memutuskan untuk menyelidiki dengan menggunakan 35 mm film cine untuk kamera dalam percobaannya untuk membangun sebuah kamera kompak yang mampu membuat pembesaran berkualitas tinggi. 

Dia membangun prototipe kamera 35 mm nya (Ur-Leica) sekitar tahun 1913, meskipun pengembangan lebih lanjut ditunda selama beberapa tahun akibat Perang Dunia I. Leitz diuji pasarkan antara tahun 1923 dan 1924. Kamera tersebut memperoleh respon sangat baik dari para konsumen sehingga para pesaing pun mulai bermunculan salah satunya adalah Canon yang dibuat oleh Jepang.

Pada tahun 1936 Canon 35 mm menjadi saingan berat, sebuah versi perbaikan dari prototipe Kwanon 1933. Kamera Jepang ini mulai menjadi populer di Barat setelah veteran Perang Korea dan tentara ditempatkan di Jepang membawanya kembali ke Amerika Serikat dan di beberapa tempat lain.

#6.  TLRs, SLRs dan Nikon


TLRs dan SLRs

Kamera pertama dengan refleks praktis dibuat oleh Franke & Heidecke Rolleiflex media dengan nama TLR tahun 1928. Meskipun secara single twin-lens reflex kamera ini tersedia selama beberapa dekade, dengan kepopuleran yang cukup lama.

Sebuah revolusi serupa di desain SLR dimulai pada tahun 1933 dengan pengenalan Ihagee Exakta, SLR kompak yang digunakan 127 rollfilm. Hal ini diikuti tiga tahun kemudian oleh penemu barat pertamakali dengan SLR menggunakan film 35mm, yang Kine Exakta.


Pada tahun 1952 Asahi Optical, perusahaan yang kemudian menjadi terkenal untuk kamera Pentax memperkenalkan SLR Jepang pertama menggunakan film 35mm, yang disebut Asahiflex. Beberapa pembuat kamera Jepang lainnya juga memasuki pasar SLR pada 1950-an, termasuk Canon, Yashica, dan Nikon.  

Nikon masuk pasaran dengan nama Nikon F, denga kualitas hasil potret yang sanga baik dan membuatnya populer. Seri F bersama dengan seri sebelumnya S dari kamera pengintai tersebut membuat reputasi Nikon sebagai pembuat peralatan profesional berkualitas.

#8. Kamera Analog


kamera analog

Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981 dari Sony Mavica (Magnetic Video Camera). Ini adalah kamera analog, yang mencatat sinyal pixel terus menerus, sebagai mesin rekaman video.

Kamera elektronik Analog berikutnya ditahun 1986 adalah Canon RC-701. Canon pertama kali menjadi kamera untuk memotret Olimpiade 1984, mencetak foto Yomiuri Shinbun, dalam surat kabar Jepang. Di Amerika Serikat, publikasi pertama yang menggunakan kamera ini untuk reportase nyata dalam USA Today, untuk pertandingan Bisbol World Series. 

Namun ternyata kamera analog kurang mendapat respon baik karena beberapa faktor seperti biaya mahal (hingga US $ 20.000), kualitas gambar yang buruk dibandingkan dengan film, dan kurangnya printer terjangkau berkualitas.

Kamera elektronik analog pertama dipasarkan ke konsumen mungkin Canon RC-250 Xapshot pada tahun 1988. Sebuah kamera analog terkenal diproduksi pada tahun yang sama adalah Nikon QV-1000C, dirancang sebagai kamera pers dan tidak ditawarkan untuk dijual kepada pengguna umum, yang dijual hanya beberapa ratus unit. Dapat merekam dalam skala abu-abu, dan kualitas di cetak surat kabar sama dengan kamera film. Dalam penampilan itu mirip digital single-lens reflex kamera modern. Gambar yang disimpan pada disket video.


#8. Kamera Digital: DSLR serta Kamera Ponsel

kamera digital

Kamera digital berbeda dari pendahulunya kamera analog terutama tidak menggunakan film, tapi menangkap dan menyimpan foto-foto pada kartu memori digital atau penyimpanan internal. Kamera digital sekarang termasuk kemampuan komunikasi nirkabel (misalnya Wi-Fi atau Bluetooth) untuk mentransfer, mencetak atau berbagi foto, dan juga ditemukan pada ponsel.

Kamera digital pertama dengan gambar direkam sebagai file terkomputerisasi adalah kemungkinan Fuji DS-1P Tahun 1988, yang direkam ke kartu memori 16 MB internal yang digunakan baterai untuk menyimpan data dalam memori. Kamera ini tidak pernah dipasarkan di Amerika Serikat, dan belum dikonfirmasi telah dikirim bahkan di Jepang.

Kamera digital pertama yang benar-benar dipasarkan secara komersial dijual pada bulan Desember 1989 di Jepang, DS-X oleh Fuji.


Kamera digital pertama yang tersedia secara komersial di Amerika Serikat adalah 1.990 Dycam Model 1, itu awalnya gagal komersial karena hanya hitam dan putih, rendah dalam resolusi, dan biaya hampir $ 1.000 (sekitar $ 2000 pada tahun 2013 uang). Ini kemudian hadir Logitech Fotoman pada tahun 1992 yang menggunakan CCD sensor gambar, gambar disimpan secara digital, dan terhubung langsung ke komputer untuk di-download.


Pada tahun 1991, Kodak memasarkan Kodak DCS-100, awal garis panjang kamera profesional Kodak DCS SLR yang sebagian didasarkan pada film Nikons. Kamera ini menggunakan sensor 1,3 megapixel dan dengan harga $ 13.000.


Pindah ke format digital oleh format JPEG dan MPEG standar pada tahun 1988, yang memungkinkan gambar dan file video yang akan dikompresi untuk penyimpanan. Kamera pertama yang dipasarkan untuk konsumen dengan layar kristal cair di bagian belakang adalah Casio QV-10 dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Hiroyuki Suetaka pada tahun 1995 setelah kamera digital pertama kali dirilis di pasar konsumen yang menggunakan CompactFlash adalah Kodak DC-25 pada tahun 1996.


Tahun 1999 awal pengenalan D1 Nikon, kamera 2,74 megapiksel yang pertama SLR digital yang dikembangkan sepenuhnya oleh produsen besar, dan dengan biaya di bawah $ 6000 pada pengenalan terjangkau oleh fotografer profesional dan konsumen high-end. Kamera ini juga digunakan Nikon F-mount lensa, yang berarti fotografer film bisa menggunakan banyak lensa.


Pada tahun 2010, hampir semua ponsel fitur built-in kamera resolusi tinggi digital video dan banyak kamera fitur built-in GPS, memungkinkan untuk otomatis real-time geotagging.


DSLR:
Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder.

gambar kamera dslr
Kamera ini menjadi kamera tercanggih dan terpopuler saat ini, terutama untuk merek Nikon dan Canon. Kamera ini juga sering digunakan untuk studio foto karena kualitas gambarnya yang sangat baik dengan resolusi tinggi.

Berikut Bagian-bagian dari kamera DSLR:


desain kamera dslr

Untuk mengetahui penjelasana mengenai kamera DSLR ini cek langsung di link berikut.

Kamera Ponsel:
Kamera ponsel ini menjadi trend teknologi modern yang menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan pemasaran smartphone dengan kualitas potret dan rekaman yang beragam dengan penawaran harga termurah hingga paling mahal.

 gambar kamera ponsel

So guys, siapa yang menyangka sejarah kamera tersebut setidaknya memberikan contoh proses perbaikan sebuah produk dari masa ke masa hingga menghasilkan produk yang sangat baik serta menjadikan teknologi semakin populer serta akan terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru.


sumber: http://www.gomuda.com/2013/06/inilah-sejarah-kamera-dari-obscura.html

( CAMERA ANGLE )

KOMPOSISI DASAR DAN
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR ( CAMERA ANGLE )


Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1.    Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2.    Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3.    Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

Jenis-Jenis Komposisi :
  1. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
  1. Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
  1. Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)
  1. Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
  1. Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø   Rule of Thirds  (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø   Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø   Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø   Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§   High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§   Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.
 Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
 g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.
 h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.


Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.

TIPS HUNTING
  1. Persiapan Awal
1.    Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)
2.    Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.

  1. Pada Saat Hunting
1.    Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.
2.    Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
  1. Pasca Hunting
1.    Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.
2.    Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

sumber: https://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/komposisi-dasar-dan-sudut-pengambilan-gambar-camera-angle/

Emphasis,Brainstorming,Rencana denah (hunting),Manajemen proyek

Emphasis

Emphasis adalah penekanan kepada objek tertentu di dalam karya fotografi.
Penekanan ini bisa dilakukan dengan mengolah pajanan (setiap benda akan memiliki respons yang berbeda terhadap perubahan pajanan dalam hal pemunculan tingkat detail), kedalaman ruang, komposisi, warna, shutter speed, dan tema fotografi.
Prinsip utama pengolahan emphasis adalah menarik mata ke objek yang diinginkan dengan adanya kontras objek utama dengan latar depan dan belakang.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Emphasis

Brainstorming

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihat Brainstorm (disambiguasi) .
Brainstorming adalah kelompok atau teknik kreativitas individu dimana diusahakan untuk menemukan kesimpulan untuk suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan daftar ide spontan disumbangkan oleh anggotanya (s). Istilah ini dipopulerkan oleh Alex Osborn Faickney di 1953 buku Terapan Imajinasi. Osborn menyatakan bahwa curah pendapat adalah lebih efektif daripada individu yang bekerja sendirian dalam menghasilkan ide-ide, meskipun penelitian yang lebih baru mempertanyakan kesimpulan ini. [1] Hari ini, istilah ini digunakan sebagai menangkap semua untuk semua kelompok ideation sesi.

sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Brainstorming

Rencana denah (hunting)

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Untuk diagram sirkuit terpadu, lihat Floorplan (mikroelektronika) . Untuk jangka keuangan, lihat floorplan Retail .
Denah sampel untuk rumah keluarga tunggal terpisah
Dalam arsitektur dan rekayasa bangunan , rencana lantai atau dikenal sebagai rencana Skotlandia adalah gambar untuk skala , menunjukkan pemandangan dari atas, dari hubungan antara kamar, ruang dan fitur fisik lainnya pada satu tingkat dari struktur. [1]
Dimensi biasanya ditarik antara dinding untuk menentukan ukuran kamar dan panjang dinding. Denah juga dapat mencakup rincian perlengkapan seperti tenggelam, pemanas air, tungku, dll rencana Lantai mungkin termasuk catatan untuk konstruksi untuk menentukan selesai, metode konstruksi, atau simbol untuk item listrik.
Hal ini juga disebut " rencana "yang merupakan pesawat yang terukur biasanya diproyeksikan pada ketinggian lantai 4 ', sebagai lawan dari" ketinggian "yang merupakan pesawat terukur diproyeksikan dari sisi bangunan, bersama tingginya, atau bagian yang atau " cross section "di mana bangunan , dipotong sepanjang sumbu untuk mengungkapkan struktur interior.

 sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Floor_plan 


Manajemen proyek

Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik,[1] dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi)[2], dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik.
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. [3] Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
 

Sinopsis

Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik novel tersebut. membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan (novel) yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya.
Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli.

Langkah-langkah membuat sinopsis

  • Membaca naskah asli terdahulu untuk mengetahui kesan umum penulis.
  • Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawahi gagasan - gagasan yang penting.
  • Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah ke dua. Gunakan kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
  • Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis besarnya saja.
  • Ringkasan / sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan novel.
 sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Sinopsis_novel

Kamis, 29 Januari 2015

exposure

Pajanan (atau lebih populer dalam istilah Bahasa Inggris exposure) adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.
Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk pajanan, digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat pajanan normal.

Hal-hal yang mempengaruhi pajanan

Pajanan dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu:
  1. Jenis dan intensitas sumber cahaya
  2. Respon benda terhadap cahaya
  3. Jarak kamera dengan benda
  4. Shutter speed.
  5. Bukaan.
  6. Ukuran ISO/ASA film yang digunakan.
  7. Penggunaan filter tertentu.

Pengaruh tingkat pajanan

Tingkat pajanan akan memengaruhi tingkat keterangan foto secara keseluruhan.
Selain itu, respon tiap benda di dalam satu karya fotografi akan berbeda, sehingga dengan pengolahan yang tepat fotografer bisa mengatur emphasis yang dihasilkan.

Pajanan tidak normal

Ada dua jenis pajanan tidak normal yang sering ditemui di dalam karya fotografi, yaitu over eksposure dan under exposure.
Overexposure adalah keadaan foto yang dipajan lebih lama dari yang diinstruksikan lightmeter atau subjek yang ditangkap lebih terang dari sebenarnya. Sementara under exposure adalah keadaan sebaliknya.
Tidak ada ukuran benar atau salah untuk penentuan pajanan. Seluruhnya tergantung tingkat emphasis dan hasil foto yang diinginkan fotografer.

Nilai Pajanan

Seperti kita ketahui bahwa cahaya luar akan diteruskan oleh lensa menuju ke atas focal plane. Dalam perjalanannya, cahaya tersebut melewati rintangan-rintangan optik sepanjang jajaran lensa dan sebagian darinya akan diredam (karena tidak mempunyai amplitudo/intensitas yang cukup siknifikan), atau terpantul oleh permukaan tiap-tiap jajaran lensa hingga memengaruhi akurasi warna pada hasil foto akhir, menimbulkan efek flare atau ghosting artifact/motion blur; sebagai akibat dari sifat lensa yang meneruskan, membiaskan, meredam, memantulkan cahaya.
Ini berarti bahwa, walaupun lensa-lensa komersial telah ditera berdasarkan standar CCI (Colour Contribution Index) yang ditetapkan oleh IOS (International Organization for Standardization), penggunaan bahan gelas/kaca yang berbeda untuk tiap-tiap lensa beserta jenis coating yang dipakai akan berpengaruh pada lebar spektrum dan intensitas cahaya yang sampai ke permukaan focal plane.
Pada sekitar tahun 1950, konsep mengenai en:exposure value dikembangkan di Jerman untuk menyederhanakan pengukuran cahaya yang jatuh ke atas focal plane dengan menghilangkan parameter lensa untuk mendefinisikan nilai pajanan yang absolut menjadi relatif.
Nilai pajanan absolut menurut standar fotometri didefinisikan sebagai daya pendar (, bukan intensitas) cahaya yang terjadi di atas focal plane pada rentang waktu tertentu, dirumus: [1]
H = Et \,
di mana:
  • H adalah nilai pajanan/luminous exposure (lux detik)
  • E adalah tingkat iluminasi pada focal plane (lux)
  • t adalah rentang waktu iluminasi (detik)
Nilai pajanan relatif yang lebih sering dipakai dalam fotografi didefinisikan dari parameter kamera yang berpengaruh terhadap tingkat iluminasi pada focal plane, yaitu en:aperture dan en:shutter speed. Rumus yang digunakan adalah:
\mathrm {EV} = \log_2 {\frac {N^2} {t} } \,,
di mana:
  • {EV} adalah nilai pajanan (stop)
  • N adalah nilai aperture (f-number)
  • t adalah nilai shutter speed/rentang waktu iluminasi (detik)
Nilai pajanan serupa menurut proposal standar sistem APEX (Additive system of Photographic Exposure) dari ASA (American Standards Association) adalah penyederhanaan formulasi logaritmik di atas menjadi aritmatik:
E_v = A_v + T_v \,,
di mana: Av (nilai aperture) and Tv (nilai rentang waktu iluminasi) didefinisikan:
A_v = \log_2 A^2
dan
T_v = \log_2 (1/T) \,,
dengan
  • A adalah nilai aperture (f-number)
  • T adalah rentang waktu iluminasi/shutter speed (detik)
  • Ev adalah nilai pajanan (stop)
  • Av adalah nilai f-stop (stop)
  • Tv adalah nilai shutter-stop (stop)
Tabel kesetaraan nilai pajanan relatif adalah:
Table 1. Exposure times, in seconds,* for various exposure values and f-numbers
EV f-number
1.0 1.4 2.0 2.8 4.0 5.6 8.0 11 16 22 32 45 64
−6 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m 128 m 256 m 512 m 1024 m 2048 m 4096 m
−5 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m 128 m 256 m 512 m 1024 m 2048 m
−4 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m 128 m 256 m 512 m 1024 m
−3 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m 128 m 256 m 512 m
−2 4 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m 128 m 256 m
−1 2 4 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m 128 m
0 1 2 4 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m 64 m
1 1/2 1 2 4 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m 32 m
2 1/4 1/2 1 2 4 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m 16 m
3 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8 15 30 60 2 m 4 m 8 m
4 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8 15 30 60 2 m 4 m
5 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8 15 30 60 2 m
6 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8 15 30 60
7 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8 15 30
8 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8 15
9 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4 8
10 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2 4
11 1/2000 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1 2
12 1/4000 1/2000 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2 1
13 1/8000 1/4000 1/2000 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4 1/2
14
1/8000 1/4000 1/2000 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8 1/4
15

1/8000 1/4000 1/2000 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15 1/8
16


1/8000 1/4000 1/2000 1/1000 1/500 1/250 1/125 1/60 1/30 1/15
*Akhiran ‘m’ menunjukkan rentang iluminasi dalam detik.
Dengan demikian, sebagai contoh: nilai pajanan 3 stop pada ISO 100 tidak menunjukkan tingkat iluminasi yang sama dengan nilai pajanan 3 stop pada ISO 400. Korelasi antara nilai pajanan dengan ISO dirumuskan:
\mathrm{EV}_{S} = \mathrm{EV}_{100} + \log_2 \frac {S} {100} \,.
Sebagai contoh, nilai pajanan pada ISO 400 adalah 2 stop lebih besar daripada pada ISO 100:
\mathrm{EV}_{400} = \mathrm{EV}_{100} + \log_2 \frac {400} {100}
= \mathrm{EV}_{100} + 2 \,.
atau nilai pajanan pada ISO 50 adalah 1 stop lebih kecil dari padapada ISO 100:
\mathrm{EV}_{50} = \mathrm{EV}_{100} + \log_2 \frac {50} {100}
= \mathrm{EV}_{100} - 1 \,.
Nilai pajanan yang menunjukkan tingkat iluminasi, baik absolut maupun relatif, tidak mewakili tingkat visibilitas pada akhir foto, sehingga pada kamera biasanya dilengkapi dengan exposure meter indicator yang berfungsi sebagai panduan untuk menentukan mid-tone pada setiap ISO setting dari tiap-tiap area metering, misalnya: spot, matriks, dll.

Exposure bracketing

Fast shutter speed, short exposure
Slow shutter speed, long exposure
Definisi f-stop sesuai rumus di atas adalah nilai logaritmik dari f-number namun sering kita jumpai penyebutan f-stop dengan penggunaan nilai f-number, yang lebih populer daripada penyebutan shutter stop dengan penggunaan nilai shutter speed. Penyebutan f-stop tersebut dimaksudkan untuk teknik exposure bracketing dengan f-number yang disebutkan dan nilai shutter divariasi pada area mid-tone untuk menghasilkan nilai pajanan relatif misalnya -4ev, -2ev, 0ev, +2ev, +4ev. Penggunaan bracketing semacam ini populer pada fotografi HDR untuk menghindari ghosting artifact akibat perbedaan DOF (depth of field) dari beberapa nilai f-number.
Exposure bracketing juga dapat dilakukan dengan menaikkan shutter 1 stop dan menurunkan f-number 1 stop untuk mendapatkan nilai pajanan yang sama. Hasil foto untuk bracketing semacam ini dapat menimbulkan motion blur akibat perbedaan penggunaan shutter speed, seperti tampak pada gambar di samping.

Pajanan sebagai tingkat visibilitas

Tingkat iluminasi yang terjadi di atas focal plane, walaupun bernilai sama, dapat menghasilkan foto dengan efek pencahayaan yang berbeda-beda menurut ISO rating yang digunakan. Dalam bahasa Inggris, pajanan semacam ini tidak disebut sebagai exposure, melainkan sebagai imposure atau dynamic range atau light value atau brightness value atau level of exposure. Keadaan tingkat visibilitas rendah disebut under-imposed, yang dapat terjadi karena over-exposed atau under-exposed.

sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Pajanan