pengertian DVD
DVD
DVD adalah singkatan dari Digital
Versatile Disc atau Digital Video Disc, adalah media penyimpanan optik yang
populer. Penggunaan utamanya untuk menyimpan video dan data. Sesuai dengan
namanya, ukuran fisik standarnya sama dengan CD (Compact Disc), namun dengan
kapasitas enam kali lipat dari CD. Untuk membaca DVD menggunakan sinar laser
pada panjang gelombang 650nm (berwarna kemerahan).
Definisi DVD
Digital Versatile Disc atau biasa
disebut DVD adalah disk optik generasi kedua pengembangan dari CD yang memiliki
kapasitas penyimpanan lebih besar yaitu sekitar 7x dari CD. DVD meniliki
kapasitas penyimpanan 4,7 GB single layer dan dapat memutar film atau video
dengan resolusi 720x480 piksel. Oleh karena itu pada saat sekarang ini
penyimpanan file video atau film lebih condong ke DVD. DVDR adalah DVD
Recordable dan DVDRW adalah DVD ReWriteable. DVD pada single layer (DVD-5)
dapat menyimpan sampai 2 jam film dengan mutu tinggi dan dilengkapi dengan
audiotrack dengan format stereo Dolby digital atau DTS dengan seta juga
advanced menu system, subtittle, maupun still picture.
Ada beberapa format standar pada DVD saat ini :
1. DVD-R dan DVD-RW
DVD-RW adalah DVD recording format yang pertama kali keluar dan kompatibel dengan DVD standalone. DVD-RW mendukung single side 4,7 Gb, DVD yang dikenal dengan (DVD-5) dan double side 9,4 Gb, DVD dikenal dengan (DVD-10). Format-format ini didukung oleh DVD forum.
DVD-R adalah format non-rewriteable yang kompatibel dengan 89% DVD player dan semua DVD-ROM.
DVD-RW adalah rewriteable format yang kompatibel dengan 72% DVD player dan sebagian besar DVD-ROM.
2. DVD+R dan DVD+RW
DVD+R/W memiliki beberapa kelebihan seperti lossless linking dan CAV dan CVL writing. DVD+R/W mendukung single side 4,7 Gb DVD dikenal dengan (DVD-5) dan double side 9,4 Gb DVD dikenal dengan (DVD-10). Format ini didukung oleh DVD+RW Alliance.
DVD+R adalah format non-rewriteable yang kompatibel dengan 83% DVD player dan semua DVD-ROM.
DVD+RW adalah rewriteable format yang kompatibel dengan 72% DVD player dan sebagian besar DVD-ROM.
3. DVD RAM
DVD RAM memiliki fitur perekaman terbaik dari semua DVD. Tapi tidak kompatibel dengan kebanyakan DVD-ROM maupun DVD player. DVD RAM lebih dianggap sebagai suatu media penyimpanan eksternal (Removable Harddisk). DVD RAM didukung oleh DVD Forum.
Sedangkan untuk format tidak standarnya adalah sebagai berikut :
1. DVD-VCD
Pada dasarnya adalah VCD yang direkam diatas DVD-R/W. DVD mendukung resolusi VCD, tetapi audio-nya di resample ke 48 KHz.
2. DVD-SVCD
Pada dasarnya adalah SVCD yang direkam diatas DVD-R/W. DVD sebenarnya tidak mendukung format resolusi SVCD, tetapi bisa jalan juga audio nya di resample ke 48 KHz.
3. DVD-MP3
Pada dasarnya adalah MP3 yang direkam diatas DVD-R/W, tetapi sangat sedikit standalone DVD yang mendukungnnya dan sebagian besar DVD player hanya mengenal DVD-R/W hanya sebagai DVD Video.
Ada beberapa format standar pada DVD saat ini :
1. DVD-R dan DVD-RW
DVD-RW adalah DVD recording format yang pertama kali keluar dan kompatibel dengan DVD standalone. DVD-RW mendukung single side 4,7 Gb, DVD yang dikenal dengan (DVD-5) dan double side 9,4 Gb, DVD dikenal dengan (DVD-10). Format-format ini didukung oleh DVD forum.
DVD-R adalah format non-rewriteable yang kompatibel dengan 89% DVD player dan semua DVD-ROM.
DVD-RW adalah rewriteable format yang kompatibel dengan 72% DVD player dan sebagian besar DVD-ROM.
2. DVD+R dan DVD+RW
DVD+R/W memiliki beberapa kelebihan seperti lossless linking dan CAV dan CVL writing. DVD+R/W mendukung single side 4,7 Gb DVD dikenal dengan (DVD-5) dan double side 9,4 Gb DVD dikenal dengan (DVD-10). Format ini didukung oleh DVD+RW Alliance.
DVD+R adalah format non-rewriteable yang kompatibel dengan 83% DVD player dan semua DVD-ROM.
DVD+RW adalah rewriteable format yang kompatibel dengan 72% DVD player dan sebagian besar DVD-ROM.
3. DVD RAM
DVD RAM memiliki fitur perekaman terbaik dari semua DVD. Tapi tidak kompatibel dengan kebanyakan DVD-ROM maupun DVD player. DVD RAM lebih dianggap sebagai suatu media penyimpanan eksternal (Removable Harddisk). DVD RAM didukung oleh DVD Forum.
Sedangkan untuk format tidak standarnya adalah sebagai berikut :
1. DVD-VCD
Pada dasarnya adalah VCD yang direkam diatas DVD-R/W. DVD mendukung resolusi VCD, tetapi audio-nya di resample ke 48 KHz.
2. DVD-SVCD
Pada dasarnya adalah SVCD yang direkam diatas DVD-R/W. DVD sebenarnya tidak mendukung format resolusi SVCD, tetapi bisa jalan juga audio nya di resample ke 48 KHz.
3. DVD-MP3
Pada dasarnya adalah MP3 yang direkam diatas DVD-R/W, tetapi sangat sedikit standalone DVD yang mendukungnnya dan sebagian besar DVD player hanya mengenal DVD-R/W hanya sebagai DVD Video.
Spesifikasi :
DVD masih menggunakan teknologi
laser merah seperti halnya CD dengan panjang gelombang 635-650 nm (nano meter)
sedangkan untuk data penyimpanan nya berada pada layer tengah disc. Jadi
data lebih aman dari pengaruh kerusakan disc. Tapi pada bagian bawah tetap ad
pengaruh ketika terjadi kotor atau adanya goresan karena pada bagian bawah
itulah optik laser merah untuk membaca data jadi ketika ada kotoran atau
goresan itulah menyebabkan proses pembacaan menjadi lebih lama.
Kapasitas:
Format di DVD paling banyak dipakai adalah DVD-5, DVD-9, dan DVD-10 (double side dari DVD-5). Kapasitas DVD-5 adalah 4.707.000.000 atau kalau dibagi 1024 adalah 4,38 Gb, namun sering disebut 4,7 Gb dengan menggunakan dasar 1kb adalah 1000byte.
DVD-9 adalah dual layer DVD yang memuat data komputer sampai 7,95 Gb yang banyak digunakan oleh DVD komersial sekarang ini. DVD-9 pada dasarnya adalah DVD-5 yang di press menjadi satu. DVD+R/W tidak mendukung DVD-9.
DVD-10 adalah double side DVD yang memuat data komputer sampai 8,7 Gb. Double side sendiri artinya adalah merekam pada kedua sisi disk. DVD-R atau DVD-R/W mendukung format ini.
Mini DVD pada dasarnya adalah DVD yang direkam di atas CD-R(W) dan bukannya di atas DVD. Mini DVD dikenal juga dengan cDVD. Mini DVD hanya memuat video 15 menit pada kapasitas 650 Mb.Kebanyakan DVD player tidak dapat memainkan Mini DVD sebab mengenali CDR/W sebagai VCD,SVCD atau CD audio dan bukannya DVD. Lagi pula reading speed DVD player hanya 2x sedangkan untuk membaca CDR/W diperlukan reading speed paling sedikit 8x.
Kapasitas:
Format di DVD paling banyak dipakai adalah DVD-5, DVD-9, dan DVD-10 (double side dari DVD-5). Kapasitas DVD-5 adalah 4.707.000.000 atau kalau dibagi 1024 adalah 4,38 Gb, namun sering disebut 4,7 Gb dengan menggunakan dasar 1kb adalah 1000byte.
DVD-9 adalah dual layer DVD yang memuat data komputer sampai 7,95 Gb yang banyak digunakan oleh DVD komersial sekarang ini. DVD-9 pada dasarnya adalah DVD-5 yang di press menjadi satu. DVD+R/W tidak mendukung DVD-9.
DVD-10 adalah double side DVD yang memuat data komputer sampai 8,7 Gb. Double side sendiri artinya adalah merekam pada kedua sisi disk. DVD-R atau DVD-R/W mendukung format ini.
Mini DVD pada dasarnya adalah DVD yang direkam di atas CD-R(W) dan bukannya di atas DVD. Mini DVD dikenal juga dengan cDVD. Mini DVD hanya memuat video 15 menit pada kapasitas 650 Mb.Kebanyakan DVD player tidak dapat memainkan Mini DVD sebab mengenali CDR/W sebagai VCD,SVCD atau CD audio dan bukannya DVD. Lagi pula reading speed DVD player hanya 2x sedangkan untuk membaca CDR/W diperlukan reading speed paling sedikit 8x.
Definisi CD
CD (Compact Disc)
adalah sebuah media penyimpanan yang berbentuk piringan. Atau disebut juga optik pada generasi pertama yang menggantikan disket (floppy disc) pada waktu itu karena CD memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dengan harga yang sama. CD banyak digunakan untuk membuat film dengan resolusi kecil atau sebagai media transmisi software-software aplikasi. CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 mencpai 2.445 keping. Sebenarnya dalam hal kualitas suara CD masih kalah dengan kaset, cuma CD memiliki keunggulan di dalam kapasitas penyimpanan.
Spesifikasi
CD memiliki kapasitas penyimpanan data 700 MB pada CD single layer. Dan menggunakan teknologi laser merah dengan panjang gelombang 700 nm (nano meter).Untuk letak penyimpanan berada pada layer bagian atas disc.
Detail fisik
CD dibuat dari plastik karbonat setebal 1,2 mm dengan berat 15-20 gram. Pembagian komponen CD dari bagian tengah sampai luar. Pertama adalah poros CD daerah transisi pertama (cincin penjepit). Daerah transisi kedua adalah daerah informasi dan RIM.
CD sendiri secara fisik dibagi menjadi 2 yaitu :
- CD dengan diameter 120 mm dapat menyimpan audio selama 80 menit.
- CD dengan diameter 60-80 mm dapat menyimpan audio selama 24 menit.
Lapisan tipis aluminium yang digunakan di permukaan untuk menimbulkan refleksi, lapisan ini dilindungi oleh sebuah film pernis yang diputar langsung ke lapisan reflektif. Logam ini dilindungi oleh sebuah film data di dalam CD disimpan dalam rangkaian lekukan kecil yang disebut pits. Pengkodean berlangsung di dalam lintasan spiral ke luar di lapisan polikarbonat, daerah antara pits disebut dengan lands. Setiap pits memiliki kedalaman sebesar 100nm dan luas sekitar 500nm dan bervariasi dari 850nm sampai 3,5 μm untuk panjangnya. Jarak antara track, antara pits, adalah 1,6 μm. Ada beberapa software untuk memproteksi CD diantara nya:
CD Protection Software
1. CD Cops
Produk komersial dari Link Data Security (www.linkdata.com). Mengenali CD asli dan menolak copyan nya. Dikenali dari tampilnya window saat program di start selain adanya file CDCOPS.DLL serta file dengan ekstensi .GZ_ serta W_X dalam CD.
2.Disc Guard
DiscGuard dari TTR Technologies (www.ttrtech.com). Mengemas proteksinya dengan executable file pada CD dan meng-encode-nya, setelah itu suatu digital code pada CD original akan digunakan untuk meng-encode-nya. Apabila pemakai mencoba meng-copy CD ini, digital code nya tidak akan ter copy dengan benar.
adalah sebuah media penyimpanan yang berbentuk piringan. Atau disebut juga optik pada generasi pertama yang menggantikan disket (floppy disc) pada waktu itu karena CD memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dengan harga yang sama. CD banyak digunakan untuk membuat film dengan resolusi kecil atau sebagai media transmisi software-software aplikasi. CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 mencpai 2.445 keping. Sebenarnya dalam hal kualitas suara CD masih kalah dengan kaset, cuma CD memiliki keunggulan di dalam kapasitas penyimpanan.
Spesifikasi
CD memiliki kapasitas penyimpanan data 700 MB pada CD single layer. Dan menggunakan teknologi laser merah dengan panjang gelombang 700 nm (nano meter).Untuk letak penyimpanan berada pada layer bagian atas disc.
Detail fisik
CD dibuat dari plastik karbonat setebal 1,2 mm dengan berat 15-20 gram. Pembagian komponen CD dari bagian tengah sampai luar. Pertama adalah poros CD daerah transisi pertama (cincin penjepit). Daerah transisi kedua adalah daerah informasi dan RIM.
CD sendiri secara fisik dibagi menjadi 2 yaitu :
- CD dengan diameter 120 mm dapat menyimpan audio selama 80 menit.
- CD dengan diameter 60-80 mm dapat menyimpan audio selama 24 menit.
Lapisan tipis aluminium yang digunakan di permukaan untuk menimbulkan refleksi, lapisan ini dilindungi oleh sebuah film pernis yang diputar langsung ke lapisan reflektif. Logam ini dilindungi oleh sebuah film data di dalam CD disimpan dalam rangkaian lekukan kecil yang disebut pits. Pengkodean berlangsung di dalam lintasan spiral ke luar di lapisan polikarbonat, daerah antara pits disebut dengan lands. Setiap pits memiliki kedalaman sebesar 100nm dan luas sekitar 500nm dan bervariasi dari 850nm sampai 3,5 μm untuk panjangnya. Jarak antara track, antara pits, adalah 1,6 μm. Ada beberapa software untuk memproteksi CD diantara nya:
CD Protection Software
1. CD Cops
Produk komersial dari Link Data Security (www.linkdata.com). Mengenali CD asli dan menolak copyan nya. Dikenali dari tampilnya window saat program di start selain adanya file CDCOPS.DLL serta file dengan ekstensi .GZ_ serta W_X dalam CD.
2.Disc Guard
DiscGuard dari TTR Technologies (www.ttrtech.com). Mengemas proteksinya dengan executable file pada CD dan meng-encode-nya, setelah itu suatu digital code pada CD original akan digunakan untuk meng-encode-nya. Apabila pemakai mencoba meng-copy CD ini, digital code nya tidak akan ter copy dengan benar.
Perbedaan
perbedaan CD,VCD,dan DVD
-CD(compact disc) adalah sebuah media rekam yang berfungsi menyimpan data berupa suara,tulisan,dan gambar.
-VCD(video compact disc) adalah sebuah media rekam yang berfungsi menyimpan data/informasi berupa suara,tulisan, dan gambar bergerak(video)
-DVD(digital video disc) adalah sebuah media rekam yang berfungsi menyimpan data/informasi berupa suara,tulisan , dan gambar bergerak(video)
-CD(compact disc) adalah sebuah media rekam yang berfungsi menyimpan data berupa suara,tulisan,dan gambar.
-VCD(video compact disc) adalah sebuah media rekam yang berfungsi menyimpan data/informasi berupa suara,tulisan, dan gambar bergerak(video)
-DVD(digital video disc) adalah sebuah media rekam yang berfungsi menyimpan data/informasi berupa suara,tulisan , dan gambar bergerak(video)
perbedaan lain
DIVISION
|
CD
|
DVD
|
Thickness
|
1,2mm
|
0,6mm + 0,6 mm attached
|
Laser
|
780 Nm(nano meter)
|
650 dan 635 Nm
|
Track pit
|
1,6 Mm(micro meter)
|
0.674 Mm
|
Minimum pit length
|
0,83 Mm(micro meter)
|
0,4 Mm
|
Transfer rate
|
150 kb/s (model 1,1x)
|
1350 kb/s (1x)
|
Maximum capacity
|
680 mb
|
4,7 gb (single)
|
8 gb (double)
|
||
Rotation velocity
|
1,3 m/s
|
3,49 m/s (single)
|
3,84 m/s (double)
|
Keterangan
Division
: bagian
Thickness
: ketebalan
Track
pit
: jarak antara pori-pori(lobang)
Mimnimum
length : panjang pori-pori minimum
Transfer
rate
: jumlah
kiriman (per detik)
Maximum
capacity : kapasitas maximum
Rotation
velocity : kecepatan putaran
Attached
: gabungan (berdempet)
Laser
: laser
saat ini yang paling sering
digunakan orang adalah DVD karena kelebihannya yng bisa menyimpan data lebih
banyak di bandingkan dengan CD atau VCD.
Perbedaan CD dan DVD
CD(Compact Disc) dan DVD (Digital
Versatile Disc ) merupakan perangkat penting buat komputer. Walaupun sudah ada
MMC, SD, Flasdisk, ddl tetapi keberadaan CD dan DVD tetaplah penting.
Kebanyakan produsen film, games, software masih menggunakan CD ataupun DVD
dalam pemasarannya. Nah tapi mengapa CD dan DVD bisa berbeda harganya,
padahal baik bentuk maupun ukuranya sama tetapi kapasitasnya beda jauh (CD 700
mb, DVD 4700 mb). Hal ini yang akan kita bahas…! so, cekidot :
Panjang Gelombang Sinar Laser
Keduanya sama-sama pakai sinar laser merah untuk pembaca datanya. Bedanya ada di panjang gelombang. Sinar laser merah pada CD panjang gelombangnya adalah 780 nm (nanometer, ato setara dengan satu per satu milyar meter (10^-9)) sedangkan DVD menggunakan sinar laser merah ber-panjang gelombang 650 nm. Pengaruhnya apa? Nanti saya jelaskan.
Numerical aperture (NA)/Diafragma
Besarnya NA atau Diafragma untuk CD Nilainya 0,45 dan untuk DVD nilainya 0,6. Semakin besar nilainya, semakin kecil titik fokus yang bisa dibuat oleh lensa. Besarnya diafragma mempengaruhi jarak lapisan data dengan mata laser.
Ketebalan keping adalah 1,2 mm, anggap saja lapisan yang mengkilap adalah lapisan atas dan lapisan yang berlabel adalah lapisan bawah. Pada CD Lapisan data terletak di lapisan bawah sendiri dan bersentuhan langsung dengan lapisan label. Sedangkan lapisan data DVD terletak di tengah-tengah keping, atau 0,6 mm dari lapisan atas. Atau kalo masih bingung lihat gambar.
Coba ambil keping cd yang sudah tak terpakai, coba gores labelnya dengan uang logam ato benda lain yang mirip. Ketika digores labelnya, lapisan datanya juga ikut terkelupas. Bila digores semuanya maka akan menghasilkan keping CD yang bening. Berbeda dengan DVD, bila digores labelnya, lapisan datanya akan tetap hidup tenang ditengah keping.
Keduanya sama-sama pakai sinar laser merah untuk pembaca datanya. Bedanya ada di panjang gelombang. Sinar laser merah pada CD panjang gelombangnya adalah 780 nm (nanometer, ato setara dengan satu per satu milyar meter (10^-9)) sedangkan DVD menggunakan sinar laser merah ber-panjang gelombang 650 nm. Pengaruhnya apa? Nanti saya jelaskan.
Numerical aperture (NA)/Diafragma
Besarnya NA atau Diafragma untuk CD Nilainya 0,45 dan untuk DVD nilainya 0,6. Semakin besar nilainya, semakin kecil titik fokus yang bisa dibuat oleh lensa. Besarnya diafragma mempengaruhi jarak lapisan data dengan mata laser.
Ketebalan keping adalah 1,2 mm, anggap saja lapisan yang mengkilap adalah lapisan atas dan lapisan yang berlabel adalah lapisan bawah. Pada CD Lapisan data terletak di lapisan bawah sendiri dan bersentuhan langsung dengan lapisan label. Sedangkan lapisan data DVD terletak di tengah-tengah keping, atau 0,6 mm dari lapisan atas. Atau kalo masih bingung lihat gambar.
Coba ambil keping cd yang sudah tak terpakai, coba gores labelnya dengan uang logam ato benda lain yang mirip. Ketika digores labelnya, lapisan datanya juga ikut terkelupas. Bila digores semuanya maka akan menghasilkan keping CD yang bening. Berbeda dengan DVD, bila digores labelnya, lapisan datanya akan tetap hidup tenang ditengah keping.
Daya tahan
Daya tahan DVD lebih baik dari CD karena lapisan data DVD ada di tengah-tengah keping, jadi lapisan data DVD lebih terlindungi dari pada lapisan data pada CD. Lapisan data CD hanya dilapisi oleh lapisan label, bila lapisan label tergores, maka di bagian tergores itu hampir tidak bisa dibaca sama sekali, karena lapisan data sudah rusak. Nah beda lagi dengan DVD, bila bagian label atau bagian mengkilapnya tergores, lapisan datanya masih utuh ditengah-tengah. Selain itu pengkodean data di DVD lebih efisien dari pada CD, yang memungkinkan penanganan kesulitan pembacaan data pada keping tergores dengan lebih baik .
Kapasitas
Nah akan saya jelaskan pengaruh Numeric Aparture dan panjang gelombang. Keduanya mempengaruhi kepadatan/kerapatan data dan besar kecilnya lubang yang bisa dibentuk. Semakin kecil lubang datanya semakin besar kapasitasnya, jadi semakin kecil lubang-lubang data semakin banyak data yang bisa di tampung. Karena NA DVD lebih besar dari CD dan Panjang Gelombang sinar laser DVD lebih kecil dari CD maka kapasitas DVD jauh lebih besar dari CD meskipun ukurannya sama.
Biaya Produksi
Inilah mengapa keping DVD lebih mahal dari keping CD, meski ukuran dan ketebalanya sama. Proses pembuatan keping DVD lebih rumit, karena lapisan data DVD berada ditengah. Perlu 2 kali pelapisan plastik untuk membuat keping DVD utuh. Pada CD, lapisan datanya ditempatkan setelah pembuatan keping utuh, yang jelas lebih sederhana.
Keunggulan DVD tidak membuat pamor CD turun, sejak tahun 1996 (dimana DVD pertama kali dibuat) hingga sekarang DVD belum mampu mengganti secara total fungsi CD. Hingga sekarang CD masih eksis dan menjadi media penyimpanan optikal yang paling banyak dipakai orang (terutama Indonesia)
Daya tahan DVD lebih baik dari CD karena lapisan data DVD ada di tengah-tengah keping, jadi lapisan data DVD lebih terlindungi dari pada lapisan data pada CD. Lapisan data CD hanya dilapisi oleh lapisan label, bila lapisan label tergores, maka di bagian tergores itu hampir tidak bisa dibaca sama sekali, karena lapisan data sudah rusak. Nah beda lagi dengan DVD, bila bagian label atau bagian mengkilapnya tergores, lapisan datanya masih utuh ditengah-tengah. Selain itu pengkodean data di DVD lebih efisien dari pada CD, yang memungkinkan penanganan kesulitan pembacaan data pada keping tergores dengan lebih baik .
Kapasitas
Nah akan saya jelaskan pengaruh Numeric Aparture dan panjang gelombang. Keduanya mempengaruhi kepadatan/kerapatan data dan besar kecilnya lubang yang bisa dibentuk. Semakin kecil lubang datanya semakin besar kapasitasnya, jadi semakin kecil lubang-lubang data semakin banyak data yang bisa di tampung. Karena NA DVD lebih besar dari CD dan Panjang Gelombang sinar laser DVD lebih kecil dari CD maka kapasitas DVD jauh lebih besar dari CD meskipun ukurannya sama.
Biaya Produksi
Inilah mengapa keping DVD lebih mahal dari keping CD, meski ukuran dan ketebalanya sama. Proses pembuatan keping DVD lebih rumit, karena lapisan data DVD berada ditengah. Perlu 2 kali pelapisan plastik untuk membuat keping DVD utuh. Pada CD, lapisan datanya ditempatkan setelah pembuatan keping utuh, yang jelas lebih sederhana.
Keunggulan DVD tidak membuat pamor CD turun, sejak tahun 1996 (dimana DVD pertama kali dibuat) hingga sekarang DVD belum mampu mengganti secara total fungsi CD. Hingga sekarang CD masih eksis dan menjadi media penyimpanan optikal yang paling banyak dipakai orang (terutama Indonesia)
Harddisk
atau Harddrive adalah media tempat penyimpanan
data. Harddisk biasanya terpasang dan menyatu dalam CPU.
Struktur internal harddisk terdiri dari tiga bagian utama, yaitu piringan
magnetik, bagian mekanis, dan head untuk membaca data. Piringan magnetik ini
berfungsi untuk menyimpan data, sedangkan bagian mekanis memutar piringan
tersebut. Satuan kapasitas harddisk adalah byte. Semakin besar kapasitas
harddisk semakin banyak pula data-data yang dapat disimpan. Pesatnya
perkembangan teknologi saat ini, ikut mempengaruhi perkembangan kapasitas
harddisk. Saat ini, ukuran harddisk dipasaran bervariasi mulai dari 80 GB, 120
GB, 160 GB, 250 GB, 500 GB, hingga 1 Tera. Kecepatan putar motor harddisk juga
bervariasi, mulai dari 5400 Rpm, 7200 Rpm, dan yang lebih tinggi menyesuaikan
kapasitas harddisk.
Struktur
Internal Harddisk
|
Jenis-jenis
harddisk saat ini ada bermacam-macam, baik
berdasarkan jenis antarmukanya, tingkat kecepatan transfer data, serta kapasitas
penyimpanan data. Berdasarkan jenis antarmukanya (interface), jenis
harddisk terbagi menjadi;
- ATA (IDE, EIDE): Harddisk tipe IDE (integrated device electronics) ini menggunakan port IDE dan mempunyai strandar kecepatan transfer data sebesar 133 MB per detiknya.
- Serial ATA (SATA): Harddisk tipe SATA (serial advanced technology attachment) menggunakan port SATA. Harddisk tipe ini mempunyai standar kecepatan transfer data sebesar 150 MB per detiknya.
- SCSI (Small Computer System Interface): Harddisk tipe SCSI (small computer system interface), pada tipe harddisk ini ada penambahan kartu untuk controller pengolah data, yaitu kartu controller data SCSI sebagai external controller yang ditanamkan pada slot bus PCI/ISA. Tempatnya terpisah dengan controller penggerak SCSI.
- Harddisk dengan tipe USB atau external harddisk.
Fungsi
harddisk adalah sebagai tempat penyimpanan
data dan tempat untuk menginstal perangkat lunak (software) yang terdiri dari
perangkat lunak sistem
operasi dan perangkat lunak program aplikasi. Agar leluasa menginstal
perangkat lunak, disarankan menggunakan setidaknya harddisk dengan kapasitas 10
GB.
Pengertian
Memory Card,-Tidak banyak saya rasa orang yang
ingin tahu tentang apa Pengertian Dari Memory Card atau kartu memory.
Akan tetapi untuk sekedar menambah wawasan ada baiknya saya ulas sedikit apa
itu Memory
Card atau Kartu Memory.
Memory
Carad atau kartu memori merupakan sebuah
alat (card) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data digital (seperti
gambar, audio dan video) pada sebuah gadget seperti kamera digital, PDA dan
Handphone. Ukuran dari karu memori ini bermaca-macam mulai dari 128MB, 512MB,
1GB dan seterusnya bahkan sampai ada Memory Card dengan kapasitas 32GB atau
lebih.
Berikut
adalah jenis-jenis memory card.
1.
Memory Stick
Memory
Stick merupakan memory card yang diperkenalkan oleh SONY dan dipatenkan untuk
alat-alat elektronik keluarannya. Hampir semua kamera buatan SONY menggunakan
memory stick sebagai media penyimpanannya.
- Memory Stick Pro dan Memory Stick Duo
Merupakan
generasi kedua Memory Stick dengan kecepatan dan kapasitas penyimpanan yang
meningkat.
- Memory Stick Micro M2
Memory
Stick Micro (M2) menawarkan penyimpanan data yang lebih besar, saat ini
telah mencapai ukuran 8GB.
2.
Multimedia Card (MMC)
Multimedia
Card (MMC) merupakan kartu memori standar, bentuknya lebih besar dari Memory
Stick dan dapat dipergunakan pada slot SD Card.
RS-MMC
( Reduced Size Multimedia Card) Merupakan MMC generasi selanjutnya dengan
ukuran lebih kecil, dapat digunakan pada slot MMC maupun SD Card dengan
menggunakan sebuah adapter.
3.
Secure Digital Card (SD Card)
Bentuk
SD Card seukuran dengan MMC dengan kecepatan transfer data yang lebih cepat.
Banyak digunakan mulai dari handphone, kamera dan komputer. SD Card mempunyai
switch yang berfungsi agar SD Card menjadi write protected.
- Mini SD
Ukurannya
kira-kira setengan ukuran SD Card, dapat dimasukkan kedalam slot SD Card atau
MMC dengan menggunakan sebuh Adapter.
- Micro SD / TransFlash
Ukurannya
lebih kecil daripada Mini SD dan banyak digunakan pada handphone sekarang.
Kapasitas penyimpana data bisa mencapai hingga 16 GB.
- XD Card
Dikembangkan oleh Olympus dan Fuji
untuk produk-produk kamera keluarannya.
4.
Compact Flash Card (CF Card)
Compact
Flash Card (CF Card) merupakan kartu memori yang paling banyak digunakan pada
kamera digital. Memiliki kecepatan transfer data yang paling cepat karena
memori ini memiliki chip controller. Selain dapat meyimpan file multimedia juga
dapat menyimpan file data lainnya seperti text dan sebagainya.
Ada
dua ukuran dari CF Memory ini yaitu Compact Flash tipe I dan Compact Flash tipe
II. CF II lebih tebal (kira-kira 5mm) dari CF I (kira-kira 3,3mm) dan
mempunyai kapasitas penyimpanan yang lebih besar pula.
5.
Smart Media Card
Bentunya
seukuran Flash Card dan dapat menyimpan berbagai bentuk file multimedia.
Demikianlah
Pengertian Memory Card atau Kartu Memory berdasarkan fungsi dan kegunaan
Memory Card itu sendiri.
Pengertian
Memory Card,-Tidak banyak saya rasa orang yang
ingin tahu tentang apa Pengertian Dari Memory Card atau kartu memory.
Akan tetapi untuk sekedar menambah wawasan ada baiknya saya ulas sedikit apa
itu Memory
Card atau Kartu Memory.
Memory
Carad atau kartu memori merupakan sebuah
alat (card) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data digital (seperti
gambar, audio dan video) pada sebuah gadget seperti kamera digital, PDA dan
Handphone. Ukuran dari karu memori ini bermaca-macam mulai dari 128MB, 512MB,
1GB dan seterusnya bahkan sampai ada Memory Card dengan kapasitas 32GB atau
lebih.
Berikut
adalah jenis-jenis memory card.
1.
Memory Stick
Memory
Stick merupakan memory card yang diperkenalkan oleh SONY dan dipatenkan untuk
alat-alat elektronik keluarannya. Hampir semua kamera buatan SONY menggunakan
memory stick sebagai media penyimpanannya.
- Memory Stick Pro dan Memory Stick Duo
Merupakan
generasi kedua Memory Stick dengan kecepatan dan kapasitas penyimpanan yang
meningkat.
- Memory Stick Micro M2
Memory
Stick Micro (M2) menawarkan penyimpanan data yang lebih besar, saat ini
telah mencapai ukuran 8GB.
2.
Multimedia Card (MMC)
Multimedia
Card (MMC) merupakan kartu memori standar, bentuknya lebih besar dari Memory
Stick dan dapat dipergunakan pada slot SD Card.
RS-MMC
( Reduced Size Multimedia Card) Merupakan MMC generasi selanjutnya dengan
ukuran lebih kecil, dapat digunakan pada slot MMC maupun SD Card dengan
menggunakan sebuah adapter.
3.
Secure Digital Card (SD Card)
Bentuk
SD Card seukuran dengan MMC dengan kecepatan transfer data yang lebih cepat.
Banyak digunakan mulai dari handphone, kamera dan komputer. SD Card mempunyai
switch yang berfungsi agar SD Card menjadi write protected.
- Mini SD
Ukurannya
kira-kira setengan ukuran SD Card, dapat dimasukkan kedalam slot SD Card atau
MMC dengan menggunakan sebuh Adapter.
- Micro SD / TransFlash
Ukurannya
lebih kecil daripada Mini SD dan banyak digunakan pada handphone sekarang.
Kapasitas penyimpana data bisa mencapai hingga 16 GB.
- XD Card
Dikembangkan oleh Olympus dan Fuji
untuk produk-produk kamera keluarannya.
4.
Compact Flash Card (CF Card)
Compact
Flash Card (CF Card) merupakan kartu memori yang paling banyak digunakan pada
kamera digital. Memiliki kecepatan transfer data yang paling cepat karena
memori ini memiliki chip controller. Selain dapat meyimpan file multimedia juga
dapat menyimpan file data lainnya seperti text dan sebagainya.
Ada
dua ukuran dari CF Memory ini yaitu Compact Flash tipe I dan Compact Flash tipe
II. CF II lebih tebal (kira-kira 5mm) dari CF I (kira-kira 3,3mm) dan
mempunyai kapasitas penyimpanan yang lebih besar pula.
5.
Smart Media Card
Bentunya
seukuran Flash Card dan dapat menyimpan berbagai bentuk file multimedia.
Demikianlah
Pengertian Memory Card atau Kartu Memory berdasarkan fungsi dan kegunaan
Memory Card itu sendiri.
Pengertian
Memory Card,-Tidak banyak saya rasa orang yang
ingin tahu tentang apa Pengertian Dari Memory Card atau kartu memory.
Akan tetapi untuk sekedar menambah wawasan ada baiknya saya ulas sedikit apa
itu Memory
Card atau Kartu Memory.
Memory
Carad atau kartu memori merupakan sebuah
alat (card) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data digital (seperti
gambar, audio dan video) pada sebuah gadget seperti kamera digital, PDA dan
Handphone. Ukuran dari karu memori ini bermaca-macam mulai dari 128MB, 512MB,
1GB dan seterusnya bahkan sampai ada Memory Card dengan kapasitas 32GB atau
lebih.
Berikut
adalah jenis-jenis memory card.
1.
Memory Stick
Memory
Stick merupakan memory card yang diperkenalkan oleh SONY dan dipatenkan untuk
alat-alat elektronik keluarannya. Hampir semua kamera buatan SONY menggunakan
memory stick sebagai media penyimpanannya.
- Memory Stick Pro dan Memory Stick Duo
Merupakan
generasi kedua Memory Stick dengan kecepatan dan kapasitas penyimpanan yang
meningkat.
- Memory Stick Micro M2
Memory
Stick Micro (M2) menawarkan penyimpanan data yang lebih besar, saat ini
telah mencapai ukuran 8GB.
2.
Multimedia Card (MMC)
Multimedia
Card (MMC) merupakan kartu memori standar, bentuknya lebih besar dari Memory
Stick dan dapat dipergunakan pada slot SD Card.
RS-MMC
( Reduced Size Multimedia Card) Merupakan MMC generasi selanjutnya dengan ukuran
lebih kecil, dapat digunakan pada slot MMC maupun SD Card dengan menggunakan
sebuah adapter.
3.
Secure Digital Card (SD Card)
Bentuk
SD Card seukuran dengan MMC dengan kecepatan transfer data yang lebih cepat.
Banyak digunakan mulai dari handphone, kamera dan komputer. SD Card mempunyai
switch yang berfungsi agar SD Card menjadi write protected.
- Mini SD
Ukurannya
kira-kira setengan ukuran SD Card, dapat dimasukkan kedalam slot SD Card atau
MMC dengan menggunakan sebuh Adapter.
- Micro SD / TransFlash
Ukurannya
lebih kecil daripada Mini SD dan banyak digunakan pada handphone sekarang.
Kapasitas penyimpana data bisa mencapai hingga 16 GB.
- XD Card
Dikembangkan oleh Olympus dan Fuji
untuk produk-produk kamera keluarannya.
4.
Compact Flash Card (CF Card)
Compact
Flash Card (CF Card) merupakan kartu memori yang paling banyak digunakan pada
kamera digital. Memiliki kecepatan transfer data yang paling cepat karena
memori ini memiliki chip controller. Selain dapat meyimpan file multimedia juga
dapat menyimpan file data lainnya seperti text dan sebagainya.
Ada
dua ukuran dari CF Memory ini yaitu Compact Flash tipe I dan Compact Flash tipe
II. CF II lebih tebal (kira-kira 5mm) dari CF I (kira-kira 3,3mm) dan
mempunyai kapasitas penyimpanan yang lebih besar pula.
5.
Smart Media Card
Bentunya
seukuran Flash Card dan dapat menyimpan berbagai bentuk file multimedia.
Demikianlah
Pengertian Memory Card atau Kartu Memory berdasarkan fungsi dan kegunaan
Memory Card itu sendiri.
Sistem home video (VHS)
Sebuah sistem perekaman video tingkat konsumen yang dikembangkan oleh JVC pada akhir 1970-an. Meskipun legenda urban yang bertentangan, itu tidak noticably kalah dengan sistem Beta Sony (meskipun yang terakhir menawarkan resolusi horisontal sedikit lebih tinggi dari sekitar 300 baris, dibandingkan dengan VHS '250 baris), yang telah mengalahkan ke pasar. Akhirnya VHS menang melalui memiliki waktu rekor pemutaran lagi. Ada juga elektrik serupa, tetapi secara fisik lebih kecil, versi kompak dari VHS disebut VHS-C untuk digunakan dalam kamera video digital.
Sebuah sistem perekaman video tingkat konsumen yang dikembangkan oleh JVC pada akhir 1970-an. Meskipun legenda urban yang bertentangan, itu tidak noticably kalah dengan sistem Beta Sony (meskipun yang terakhir menawarkan resolusi horisontal sedikit lebih tinggi dari sekitar 300 baris, dibandingkan dengan VHS '250 baris), yang telah mengalahkan ke pasar. Akhirnya VHS menang melalui memiliki waktu rekor pemutaran lagi. Ada juga elektrik serupa, tetapi secara fisik lebih kecil, versi kompak dari VHS disebut VHS-C untuk digunakan dalam kamera video digital.
BETACAM
Betacam
adalah suatu alat atau instrument
perekaman video setengah inchi professional. Instrumen ini dikembangkan oleh
Sony pada tahun 1982, sebagai perusahaan yang dikenal memiliki kualitas
magnetic tape terbaik. Dalam pengunaan sehari-hari media penyimpanan betacam
mengacu ke betacam camcorder, sebuah kaset betacam, sebuah betacam perekam
video atau format sendiri. Betacam memiliki beberapa varian, dari Betacam SP
dan Digital betacam dalam dua ukuran; S dan L. Betacam kamera hanya dapat
memuat S kaset, sementara VTRs bisa bermain baik S dan L kaset. Media
penyimpanan betacam mengantikan format sebelumnya yaitu Umatic, format yang
telah diperkenalkan sony pada tahun 1971.
Selain
peningkatan kualitas video, konfigurasi betacam terintegrasi pada perekaman
yang mengarah pada adopsi kecepatan untuk pengumpulan berita elektronik.
Betacam juga memiliki keunggulan pada media penyimpanan yang akan dipertukarkan
antar stasiun televisi disuatu negara bahkan antar negara. Hal ini menjadi
kenyataan betacam sampai sekarang tetap eksis dan popular sebagai alat perekam
maupun alat penyimpanan. Sekedar opini saya, tampaknya dilihat dari sejarahnya
tidak pernah terpikirkan bahwa kamera dapat dijadikan satu dengan Docking Tape,
atau kamera dapat sekaligus merekam dalam 1 fisik yang sama.
Karena
Sejak dulu, tape recorder dari kamera dan kamera itu sendiri dijual terpisah
(atau ada yang paket untuk konsumen). Tapi teknologi tape dijadikan satu dengan
kamera baru ada sejak ditemukannya teknologi BETACAM. Itupun docking tape-nya
bisa dilepas dan dijadikan tape portable sendiri. Dan tampaknya produsen kamera
sebelum didominasi oleh SONY di tahun 1985-an banyak sekali. Terdapat 36
produsen kamera dari seluruh dunia yaitu Jepang, Amerika dan Uni Sovyet
(sekarang Rusia). Sejak ditemukannya teknologi Video Digital, barulah muncul
kamera kembali produk-produk kamera dari Taiwan dan Cina yang menawarkan kamera
dengan media rekam digital storage. Kebanyakan menggunakan media MMC
(multimedia Card).
MINIDV
Dijaman
yang canggih ini ini manusia dimudahkan oleh beberapa gadget
dengan fitur serba wah. Ukuran gadget pun semakin kecil. Tak ketinggalan sebuah
kamera. Salah satunya adalah produk adalah Taff Mini DV. Taff mini DV ini
adalah kamera mungil yang unik. Walaupun berdimensi hanya 4.5 x 2.9
x 1 cm. Sangat kecil bukan. Tak hanya itu, camera mini ini juga multi fungsi.
Selain bisa mengambil foto, kamera ini juga bisa merekam video format high
definition atau HD , merekam suara dan menjadi webcam. Cocok dengan orang yang
suka traveling tanpa perlu membawa kamera yang berat. Bisa juga digunakan
sebagai spy camera. Berikut Ini review harga dan
spesifikasi Taff Mini DV.
Harga Taff
Mini DV : Rp. 99000 (harga Juli 2013
dibeli di jakartanotebook.com.
review mengenai jakartanotebook bisa dilihat disini)
Spesifikasi
Taff Mini DV
- Image sensor: CMOS image sensor
- Dimensi : 4.5 x 2.9 x 1 cm, berat : 15 gram
- Lens angle: 60 degrees
- Resolusi Video : VGA 1280*960
- Resolusi Gambar : 5 mega pixel (interpolated by software), 3 mega pixel (recommended)
- Webcam resolution: 320*240
- Format: AVI (video), JPG (picture), WAV (soud)
- Video compression: M-JPEG
- Charging time: About 3 hours
- Play time per charge: About 85 mins (video recording), About 3 hours (sound recording)
- OS: Windows me/2000/XP/2003/Vista/Mac OS 10.4/Linux
- Memory: Micro SD (TF)
- Battery: Built-in 220mA rechargeable battery
- Input: DC-5V
- Charged by: USB port or 1x external AA battery
- Color: Black
- Camera size: 45mm x 29mm x 10mm
- Package weight: 158g
- Package size: 110mm x 73mm x
46mm
Paket
Pembelian:
- Kamera
- Box / wadah kaleng
- Manual book
- Tali
- Kabel USB to Micro USB
- AA baterai Charger
- Kabel dari AA baterai charger ke Kamera
Cara
Penggunaan
- Kamera ini tidak berfungsi jika tanpa micro SD. Untuk itu masukkan micro SD ke slot yang telah disediakan.
- Tekan Tombol power ON /OFF selama 3 detik untuk menyalakan kamera dan lampu indikator akan menyala.
- Berikut tanda warna Indikator warna merah : record video, warna biru : mengambil gambar, warna ungu : merekam suara
- Tekan tombol mode untuk berpindah mode.
- Tekan Tombol power ON /OFF selama 3 detik untuk mematikan kamera.
cara
merekam video :
Setelah
kamera mini dinyalakan dengan menekan tombol power on/ off 3 detik , dan
warna indikator merah. tekan tombol ON/OFF maka indikator warna merah akan
berkedip terus menerus tanda sudah mulai merekam video. untuk menghentikannya
cukup tekan tombol ON/OFF lagi.
Cara
mengambil gambar :
Setelah
kamera mini dinyalakan dengan menekan tombol power on/ off 3 detik , dan
warna indikator merah. tekan tombol mode untuk berganti ke fungsi kamera. tekan
tombol ON/OFF maka indikator warna biru akan berkedip sekali tanda
sudah mengambil gambar.
Cara
merekam suara :
Setelah
kamera mini dinyalakan dengan menekan tombol power on/ off 3 detik , dan
warna indikator merah. tekan tombol mode untuk berganti ke fungsi kamera. tekan
tombol ON/OFF maka indikator warna ungu terus menerus
tanda sudah mulai merekam suara. untuk menghentikannya cukup tekan
tombol ON/OFF lagi.
Tips
dan Trik
Mengubah
tanggal pengambilan gambar
- Sambungkan kamera dengan komputer melalui kabel USB
- Cari file “time” (dlm format file Notepad) dan ubah saja waktunya menjadi waktu sekarang. tambahkan Y di belakang tanggal apabila ingin menampilkan waktu atau N apabila tidak ingin menampilkan waktu: contoh 2013.03.09 22:36:01 Y (untuk menampilkan waktu)
Kelebihan
Taff Mini DV
- Kamera yang mini
- Multi fungsi : foto,video,rekam suara, webcam
- harga relatif murah
- box wadah terbuat dari kaleng
- gratis AA charger
- kualitas video yang dihasilan bagus untuk ukuran kamera mini.
Kekurangan Taff
Mini DV
- terbuat dari material plastik sehingga ringkih
- View Finder buram (plastik)
- Tidak disediakan adaptor charger
- membaca review orang, baterai cepat habis
- Kualitas foto yang dihasilkan mengecewakan. (sebanding dengan harga)
Driver
buat jadi webcam bisa didownload disini: http://www.tomtop.com/download/D636.7z
Sekian
review harga dan spesifikasi Taff Mini DV dari pamungkaz.net. Yuk klik dan like fanspage Facebook pamungkaz net.
gambar
dan video taff mini DV:
DVCAM
The DVCAM Format
Sony DVCAM pita
DVCAM adalah variasi dari format DV yang dikembangkan oleh Sony dan ditujukan untuk pasar semi-profesional dan lebih rendah-end profesional.
DVCAM menggunakan jenis yang sama tape dan kompresi sebagai DV dan MiniDV tetapi pada kecepatan yang lebih tinggi (hampir 50% lebih cepat).
VCR DVCAM dapat memutar konten DV, dan beberapa VCR juga bisa bermain DVCPRO.
DVCAM juga menyediakan modus HD.
Spesifikasi Sekilas
Tape: ME (logam menguap)
Melacak pitch 15 mikrometer
Lagu Lebar: 15 mikrometer (10 mikrometer pada beberapa gigi awal)
Kecepatan pita: 28,215 mm / sec
Rekam Waktu: Standard: 184 menit, MiniDV: 40 menit.
Kompresi: Intra-frame, 5: 1 DVC format DCT, 25 Mbps data rate video yang
Resolusi & Sampling: 720x576, 4: 2: 0 (PAL), 720x480, 4: 1: 1 (NTSC)
Audio: 2 ch @ 48 kHz, 16 bit; 4 ch @ 32 kHz, 12 bit
Akan menerima 2 ch @ 44,1 kHz, 16 bit melalui 1394 I / O; terkunci.
Sony DVCAM pita
DVCAM adalah variasi dari format DV yang dikembangkan oleh Sony dan ditujukan untuk pasar semi-profesional dan lebih rendah-end profesional.
DVCAM menggunakan jenis yang sama tape dan kompresi sebagai DV dan MiniDV tetapi pada kecepatan yang lebih tinggi (hampir 50% lebih cepat).
VCR DVCAM dapat memutar konten DV, dan beberapa VCR juga bisa bermain DVCPRO.
DVCAM juga menyediakan modus HD.
Spesifikasi Sekilas
Tape: ME (logam menguap)
Melacak pitch 15 mikrometer
Lagu Lebar: 15 mikrometer (10 mikrometer pada beberapa gigi awal)
Kecepatan pita: 28,215 mm / sec
Rekam Waktu: Standard: 184 menit, MiniDV: 40 menit.
Kompresi: Intra-frame, 5: 1 DVC format DCT, 25 Mbps data rate video yang
Resolusi & Sampling: 720x576, 4: 2: 0 (PAL), 720x480, 4: 1: 1 (NTSC)
Audio: 2 ch @ 48 kHz, 16 bit; 4 ch @ 32 kHz, 12 bit
Akan menerima 2 ch @ 44,1 kHz, 16 bit melalui 1394 I / O; terkunci.
Diposkan oleh anan di 20.44 Tidak
ada komentar:
SEJARAH
PROYEKTOR
Sejarah
Proyektor hampir sama dengan kamera. Sejauh abad ke-4 SM, Yunani seperti
Aristoteles dan Euclid wrote on terjadi secara alamiah kamera lubang jarum
dasar. Misalnya, cahaya dapat perjalanan melalui celah keranjang rotan atau
daun pohon penyeberangan. [1] (Para Dapples melingkar di lantai hutan, gambar
sebenarnya lubang jarum matahari, dapat dilihat untuk memiliki gigitan dibawa
keluar dari mereka selama gerhana matahari parsial berlawanan dengan posisi
aktual kegaiban bulan matahari karena efek lensa pembalik lubang jarum.)Ini
adalah abad ke-10 Ibn al-Haytham (Alhazen), yang menerbitkan ide dalam Kitab
Optik di 1021 Masehi. Ketika Ibn al-Haytham mulai bereksperimen dengan kamera
obscura, ia sendiri menyatakan, Et nos inventimus non ita, "kami tidak
menemukan ini". [2] Dia meningkat pada kamera setelah menyadari bahwa
semakin kecil lubang jarum, semakin tajam gambar (meskipun kurang cahaya). Ia
menyediakan gambaran jelas pertama untuk pembangunan kamera obscura (kamar
gelap Lat.). Sebagai sisi manfaat dari penemuan itu, ia dikreditkan dengan menjadi
orang pertama untuk beralih fisika dari filosofis terhadap basis eksperimental.
[3]Pada abad ke-5 SM, filsuf Mohist Mo Jing di Cina kuno yang disebutkan efek
membentuk sebuah gambar terbalik melalui lubang jarum [4]. Gambar dari sebuah
pagoda Cina terbalik disebutkan dalam Duan Chengshi itu (w. 863) Buku
Miscellaneous potongan dari Youyang ditulis pada masa Dinasti Tang (618-907)
[5] Seiring. dengan bereksperimen dengan kamera lubang jarum dan cermin
pembakaran Mohis kuno, Dinasti Song (960-1279 M) Cina ilmuwan Shen Kuo (1031
-1095) bereksperimen dengan kamera obscura dan adalah yang pertama untuk
menetapkan atribut geometri dan kuantitatif untuk itu [5].Kamera lubang jarum
Kuno efek yang disebabkan oleh balistrarias di Castelgrande di BellinzonaPada
abad 13, Robert Grosseteste dan Roger Bacon berkomentar pada kamera lubang
jarum. [6] Antara 1000 dan 1600, orang-orang seperti Ibn al-Haytham, Gemma
Frisius, dan Giambattista della Porta menulis tentang kamera lubang jarum,
menjelaskan mengapa gambar terbalik. Perangkat lubang jarum menyediakan
keamanan untuk mata saat melihat gerhana matahari karena acara ini diamati
secara tidak langsung, intensitas berkurang dari gambar lubang jarum yang tidak
berbahaya dibandingkan dengan silau penuh dari Matahari itu sendiri.[Sunting]
proyektor gambar pertamaCatatan pertama yang diketahui tentang apa yang mungkin
menggambarkan ide memproyeksikan gambar pada permukaan adalah gambar oleh
Johannes de Fontana dari 1420. Gambar ini dari seorang biarawati memegang
sesuatu yang mungkin lentera. Lentera memiliki jendela tembus kecil yang berisi
gambar setan memegang [1] tombak. Leonardo da Vinci juga membuat sketsa serupa
di 1515. Gambar-gambar ini mungkin telah mengilhami penciptaan proyektor gambar
awal, perangkat yang disebut lentera ajaib.Pada abad ke-17, sebuah lentera
ajaib yang pertama dikembangkan. Dengan kamera lubang jarum dan kamera obscura
itu hanya mungkin untuk memproyeksikan citra dari adegan yang sebenarnya,
seperti gambar matahari, pada permukaan. Lentera ajaib di sisi lain bisa
memproyeksikan gambar dilukis di permukaan, dan menandai titik di mana kamera
dan proyektor menjadi dua macam perangkat. Ada beberapa perdebatan tentang
siapa penemu asli dari lentera sihir, tetapi teori yang paling banyak diterima
adalah bahwa Christiaan Huygens mengembangkan perangkat asli di akhir 1650-an.
[7] Namun, sumber-sumber lain memberikan kredit kepada imam Athanasius Kircher
Jerman . Dia menjelaskan perangkat seperti lentera ajaib di Ars Magna bukunya
Lucis et Umbrae [8]. [9] Ada yang mungkin menyebutkan perangkat ini dikaitkan
dengan Kircher sedini 1646. Bahkan dalam penggunaannya awal, ditunjukkan dengan
gambar mengerikan seperti Iblis [10] perangkat Huygen ini bahkan disebut
sebagai "lentera ketakutan" karena mampu memproyeksikan gambar
menyeramkan yang terlihat seperti penampakan-penampakan.. [11] Dalam
pengembangan awal, itu kebanyakan digunakan oleh penyihir dan pesulap untuk
gambar proyek, membuat mereka muncul atau menghilang, berubah dari satu adegan
ke adegan yang berbeda, biasanya benda bernyawa mati, atau bahkan membuat
kepercayaan membawa kembali orang mati. [ 12] Pada 1660-an, seorang pria
bernama Thomas Walgensten digunakan apa yang disebut "lentera
ketakutan" untuk memanggil hantu. Ini penyalahgunaan dari mesin awal tidak
biasa. Bahkan, sebuah setup yang umum dari mesin ini adalah untuk menjaga
bagian dari proyektor di ruangan yang terpisah yang berdampingan dengan hanya
aperture terlihat, untuk membuatnya tampak lebih magis dan menakut-nakuti
orang. Pada abad ke-18, digunakan oleh penipu adalah umum untuk alasan agama.
Misalnya, Count Cagliostro menggunakannya untuk 'membangkitkan semangat mati'
di batu Mesir. Johann Georg Schröpfer digunakan lentera ajaib untuk menyulap
gambar orang mati di asap. Dia melakukan hal ini dipentaskan rutinitas di kedai
kopi di Leipzig. Dia melakukan ini untuk menakut-nakuti orang dan membuat
mereka berpikir ia adalah seorang aktor yang baik. Schröpfer akhirnya pergi
gila dan berpikir dia sendiri dikejar oleh setan yang nyata, dan menembak dirinya
sendiri setelah menjanjikan penonton ia kemudian akan membangkitkan dirinya
sendiri [13].[Sunting] Abad ke-20 untuk hari iniPada bagian awal dan
pertengahan abad ke-20, tipe baru berbiaya rendah yang disebut proyektor
proyektor buram diproduksi dan dipasarkan sebagai mainan untuk anak-anak.
Proyektor buram adalah pendahulu ke proyektor overhead. Sumber cahaya di
proyektor buram awal sering pusat perhatian. Bola lampu pijar dengan lampu
halogen mengambil alih kemudian.Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, proyektor
overhead mulai digunakan secara luas di sekolah-sekolah dan bisnis. Proyektor
overhead yang pertama digunakan untuk pekerjaan identifikasi polisi. Ini
digunakan gulungan plastik selama tahap 9-inch memungkinkan karakteristik wajah
akan diluncurkan di panggung. Angkatan Darat AS pada tahun 1945 adalah yang
pertama untuk menggunakannya dalam kuantitas untuk pelatihan sebagai Perang
Dunia II luka bawah.Jenis lain disebut proyektor proyektor slide yang umum pada
1950-an sampai 1970-an sebagai bentuk hiburan; anggota keluarga dan teman-teman
akan berkumpul untuk melihat slideshow.Di akhir abad ke-20, slide dan
transparansi diganti dengan gambar digital.
Sejarah Perkembangan Kamera
Kamera yang dimiliki oleh jutaan
orang di dunia bahkan setiap orang pasti memiliki apa itu kamera, entah kamera
ponsel, kamera poket, maupun DSLR. Perkembangan kamera semakin cepat dan
canggih. Kamera memiliki sejarah tersendiri. Sejarah Perkembangan kamera
digital berawal dari jaman dahulu. Saya akan menceritakan sejarah
kamera dari Obscura hingga kamera DSLR.
1.
Kamera Obscura
Kamera Obscura adalah awal dari
kecanggihan masa kini dalam dunia fotografi yang ditemukan oleh seorang muslim
bernama Al-Haitam atau sering disebut Alhazen. Peradaban dunia telah banyak
berubah melalui kamera.
Karena kamera adalah penemuan
penting yang mampu mengubah dunia. Lewat jepretan kamera kita semua dapat
mengabadikan momen-monem indah di dunia, hal-hal penting maupun tidak penting
di dunia dan yang kita alami.
Tak banyak yang tahu akan seorang
penemu muslim Al-Haitam ini, dikarenakan teknologi saat ini dikuasai oleh orang
barat, sehingga menyangka bahwa kamrea awal ditemukan oleh orang barat, padahal
bukan.
Jauh sebelum masyarakat Barat
menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang
sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu
adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir
abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura.
Dunia mengenal al-Haitham sebagai
perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab al-Manazir
(Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, sang fisikawan
Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan
sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.
Kemudian orang barat mempelajari
bukunya dan mengembangkan kamera obscura dengan beberapa hal seperti yang
dilakukan oleh Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera
itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat
memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak
jauh modern).
Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691
M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak
kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham
pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar
yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph
Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.
2.
Daguerreotypes dan Calotypes.
Louis Daguerre dan Joseph Nicéphore
Niépce menemukan metode fotografi praktis pertama, yang bernama Daguerreotype,
pada 1836. Daguerre dilapisi pelat tembaga dengan perak, kemudian tambahkan
dengan uap yodium untuk membuatnya sensitif terhadap cahaya.
Gambar itu dihasilkan oleh uap
merkuri dan dengan larutan kuat garam biasa (natrium klorida). Henry Fox Talbot
menyempurnakan proses yang berbeda, calotype, pada 1840. Kedua kamera yang
digunakan sedikit berbeda dari model yang Zahn, dengan piring peka atau
selembar kertas ditempatkan di depan layar monitor untuk merekam gambar.
Berfokus pada umumnya melalui kotak geser.
3.
Dry Plates.
Pelat kering collodion telah ada sejak
1855, berkat karya Désiré van Monckhoven, hingga sampai ada penemuan baru dari
pelat kering gelatin pada tahun 1871 oleh Richard Leach Maddox dengan kecepatan
dan kualitas lebih baik. Juga, untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup
kecil untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari
berbagai desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar dan
kamera genggam.
4.
Kodak dan Lahirnya Film.
Penggunaan film fotografi dipelopori
oleh George Eastman, dimulai dari kertas film manufaktur pada 1885 sebelum
beralih ke seluloid pada tahun 1889. Kamera pertamanya, yang ia disebut
"Kodak," pertama kali ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu
adalah kotak kamera yang sangat sederhana dengan lensa fixed-focus dan
kecepatan rana tunggal, dengan harga yang relatif rendah.
Pada tahun 1900, Eastman mengambil
pasar massal fotografi satu langkah lebih jauh dengan Brownie, kotak kamera
sederhana dan sangat murah yang memperkenalkan konsep snapshot.
5.
Compact Camera dan Canon.
Oskar Barnack, yang bertanggung
jawab atas penelitian dan pengembangan di Leitz, memutuskan untuk menyelidiki
dengan menggunakan 35 mm film cine untuk kamera dalam percobaannya untuk
membangun sebuah kamera kompak yang mampu membuat pembesaran berkualitas
tinggi.
Dia membangun prototipe kamera 35 mm
nya (Ur-Leica) sekitar tahun 1913, meskipun pengembangan lebih lanjut ditunda
selama beberapa tahun akibat Perang Dunia I. Leitz diuji pasarkan antara tahun
1923 dan 1924. Kamera tersebut memperoleh respon sangat baik dari para konsumen
sehingga para pesaing pun mulai bermunculan salah satunya adalah Canon yang
dibuat oleh Jepang.
Pada tahun 1936 Canon 35 mm menjadi
saingan berat, sebuah versi perbaikan dari prototipe Kwanon 1933. Kamera Jepang
ini mulai menjadi populer di Barat setelah veteran Perang Korea dan tentara
ditempatkan di Jepang membawanya kembali ke Amerika Serikat dan di beberapa
tempat lain.
6.
TLRs, SLRs dan Nikon.
Kamera pertama dengan refleks
praktis dibuat oleh Franke & Heidecke Rolleiflex media dengan nama TLR
tahun 1928. Meskipun secara single twin-lens reflex kamera ini tersedia selama
beberapa dekade, dengan kepopuleran yang cukup lama.
Sebuah revolusi serupa di desain SLR
dimulai pada tahun 1933 dengan pengenalan Ihagee Exakta, SLR kompak yang
digunakan 127 rollfilm. Hal ini diikuti tiga tahun kemudian oleh penemu barat
pertamakali dengan SLR menggunakan film 35mm, yang Kine Exakta.
Pada tahun 1952 Asahi Optical,
perusahaan yang kemudian menjadi terkenal untuk kamera Pentax memperkenalkan
SLR Jepang pertama menggunakan film 35mm, yang disebut Asahiflex. Beberapa
pembuat kamera Jepang lainnya juga memasuki pasar SLR pada 1950-an, termasuk
Canon, Yashica, dan Nikon.
Nikon masuk pasaran dengan nama
Nikon F, denga kualitas hasil potret yang sanga baik dan membuatnya populer.
Seri F bersama dengan seri sebelumnya S dari kamera pengintai tersebut membuat
reputasi Nikon sebagai pembuat peralatan profesional berkualitas.
7.
Kamera Analog.
Kamera analog mulai muncul pada
tahun 1981 dari Sony Mavica (Magnetic Video Camera). Ini adalah kamera analog,
yang mencatat sinyal pixel terus menerus, sebagai mesin rekaman video.
Kamera elektronik Analog berikutnya
ditahun 1986 adalah Canon RC-701. Canon pertama kali menjadi kamera untuk
memotret Olimpiade 1984, mencetak foto Yomiuri Shinbun, dalam surat kabar
Jepang. Di Amerika Serikat, publikasi pertama yang menggunakan kamera ini untuk
reportase nyata dalam USA Today, untuk pertandingan Bisbol World Series.
Namun ternyata kamera analog kurang
mendapat respon baik karena beberapa faktor seperti biaya mahal (hingga US $
20.000), kualitas gambar yang buruk dibandingkan dengan film, dan kurangnya
printer terjangkau berkualitas.
Kamera elektronik analog pertama
dipasarkan ke konsumen mungkin Canon RC-250 Xapshot pada tahun 1988. Sebuah
kamera analog terkenal diproduksi pada tahun yang sama adalah Nikon QV-1000C,
dirancang sebagai kamera pers dan tidak ditawarkan untuk dijual kepada pengguna
umum, yang dijual hanya beberapa ratus unit. Dapat merekam dalam skala abu-abu,
dan kualitas di cetak surat kabar sama dengan kamera film. Dalam penampilan itu
mirip digital single-lens reflex kamera modern. Gambar yang disimpan pada
disket video.
8.
Kamera Digital: DSLR serta Kamera Ponsel.
Kamera digital berbeda dari
pendahulunya kamera analog terutama tidak menggunakan film, tapi menangkap dan
menyimpan foto-foto pada kartu memori digital atau penyimpanan internal. Kamera
digital sekarang termasuk kemampuan komunikasi nirkabel (misalnya Wi-Fi atau
Bluetooth) untuk mentransfer, mencetak atau berbagi foto, dan juga ditemukan
pada ponsel.
Kamera digital pertama dengan gambar
direkam sebagai file terkomputerisasi adalah kemungkinan Fuji DS-1P Tahun 1988,
yang direkam ke kartu memori 16 MB internal yang digunakan baterai untuk
menyimpan data dalam memori. Kamera ini tidak pernah dipasarkan di Amerika
Serikat, dan belum dikonfirmasi telah dikirim bahkan di Jepang.
Kamera digital pertama yang
benar-benar dipasarkan secara komersial dijual pada bulan Desember 1989 di
Jepang, DS-X oleh Fuji.
Kamera digital pertama yang tersedia
secara komersial di Amerika Serikat adalah 1.990 Dycam Model 1, itu awalnya
gagal komersial karena hanya hitam dan putih, rendah dalam resolusi, dan biaya
hampir $ 1.000 (sekitar $ 2000 pada tahun 2013 uang). Ini kemudian hadir
Logitech Fotoman pada tahun 1992 yang menggunakan CCD sensor gambar, gambar disimpan
secara digital, dan terhubung langsung ke komputer untuk di-download.
Pada tahun 1991, Kodak memasarkan
Kodak DCS-100, awal garis panjang kamera profesional Kodak DCS SLR yang
sebagian didasarkan pada film Nikons. Kamera ini menggunakan sensor 1,3 megapixel
dan dengan harga $ 13.000.
Pindah ke format digital oleh format
JPEG dan MPEG standar pada tahun 1988, yang memungkinkan gambar dan file video
yang akan dikompresi untuk penyimpanan. Kamera pertama yang dipasarkan untuk
konsumen dengan layar kristal cair di bagian belakang adalah Casio QV-10
dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Hiroyuki Suetaka pada tahun 1995
setelah kamera digital pertama kali dirilis di pasar konsumen yang menggunakan
CompactFlash adalah Kodak DC-25 pada tahun 1996.
Tahun 1999 awal pengenalan D1 Nikon,
kamera 2,74 megapiksel yang pertama SLR digital yang dikembangkan sepenuhnya
oleh produsen besar, dan dengan biaya di bawah $ 6000 pada pengenalan
terjangkau oleh fotografer profesional dan konsumen high-end. Kamera ini juga
digunakan Nikon F-mount lensa, yang berarti fotografer film bisa menggunakan
banyak lensa.
Pada tahun 2010, hampir semua ponsel
fitur built-in kamera resolusi tinggi digital video dan banyak kamera fitur
built-in GPS, memungkinkan untuk otomatis real-time geotagging.
DSLR:
Digital Single Lens Reflex (Digital
SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis
dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke
viewfinder.
Kamera ini menjadi kamera tercanggih
dan terpopuler saat ini, terutama untuk merek Nikon dan Canon. Kamera ini juga
sering digunakan untuk studio foto karena kualitas gambarnya yang sangat baik
dengan resolusi tinggi.
Berikut
Bagian-bagian dari kamera DSLR:
Untuk mengetahui penjelasana
mengenai kamera DSLR ini cek langsung di link berikut.
ASPECT RATIO
Practical limitations In motion
picture formats, the physical size of the film area between the sprocket
perforations determines the image's size. The universal standard (established
by William Dickson and Thomas
Edison in 1892) is a frame that is four perforations high. The film itself
is 35 mm wide (1.38 in), but the area between the perforations is
24.89 mm×18.67 mm (0.980 in×0.735 in), leaving the de facto
ratio of 4:3, or 1.33:1.[3]
A 4:3 ratio mimics human eyesight visual angle of 155°h x 120°v, that is
4:3.075, almost exactly the same.
With a space designated for the
standard optical soundtrack, and the frame size reduced to
maintain an image that is wider than tall, this resulted in the Academy
aperture of 22 mm × 16 mm (0.866 in × 0.630 in) or 1.375:1
aspect ratio.
Cinema
terminology
The motion picture industry convention assigns
a value of 1.0 to the image’s height; an anamorphic
frame (since 1970, 2.39:1) is often incorrectly described (rounded) as 2.40:1
or 2.40 ("two-four-oh"). After 1952, a number of aspect ratios were
experimented with for anamorphic productions, including 2.66:1 and 2.55:1.[4]
A SMPTE specification for anamorphic projection from 1957 (PH22.106-1957)
finally standardized the aperture to 2.35:1.[4]
An update in 1970 (PH22.106-1971) changed the aspect ratio to 2.39:1 in order
to make splices less noticeable.[4]
This aspect ratio of 2.39:1 was confirmed by the most recent revision from
August 1993 (SMPTE 195-1993).[4]
In American cinemas, the common
projection ratios are 1.85:1 and 2.39:1. Some European countries have 1.66:1 as
the wide screen standard. The "Academy ratio" of 1.375:1 was used for
all cinema films in the sound era until 1953 (with the release of George
Stevens's Shane in 1.66:1). During that time, television,
which had a similar aspect ratio of 1.33:1, became a perceived threat to movie
studios. Hollywood responded by creating a large number of wide-screen formats:
CinemaScope
(up to 2.66:1), Todd-AO
(2.20:1), and VistaVision (initially 1.50:1, now 1.66:1 to 2.00:1) to
name just a few. The "flat" 1.85:1 aspect ratio was introduced in May
1953, and became one of the most common cinema projection standards in the U.S.
and elsewhere.
The goal of these various lenses and
aspect ratios was to capture as much of the frame as possible, onto as large an
area of the film as possible, in order to fully utilize the film being used.
Some of the aspect ratios were chosen to utilize smaller film sizes in order to
save film costs while other aspect ratios were chosen to use larger film sizes
in order to produce a wider higher resolution image. In either case the image
was squeezed horizontally to fit the film's frame size and avoid any unused
film area.[5]
Movie
camera systems
Development of various film camera
systems must ultimately cater to the placement of the frame in relation to the
lateral constraints of the perforations and the optical soundtrack area. One
clever wide screen alternative, VistaVision,
used standard 35 mm film running sideways through the camera gate, so that
the sprocket holes were above and below frame, allowing a larger horizontal
negative size per frame as only the vertical size was now restricted by the
perforations. There were even a limited number of projectors constructed to
also run the print-film horizontally. Generally, however, the 1.50:1 ratio of
the initial VistaVision image was optically converted to a vertical print (on
standard four-perforation 35 mm film) to show with the standard projectors
available at theaters, and was then masked in the projector to the US standard
of 1.85:1. The format was briefly revived by Lucasfilm in
the late 1970s for special effects work that required larger negative size (due
to image degradation from the optical printing steps necessary to make
multi-layer composites). It went into obsolescence largely due to better
cameras, lenses, and film stocks available to standard four-perforation
formats, in addition to increased lab costs of making prints in comparison to
more standard vertical processes. (The horizontal process was also adapted to
70 mm film by IMAX,
which was first shown at the Osaka '70 Worlds Fair.)
Super
16 mm film is frequently used for television production due to its
lower cost, lack of need for soundtrack space on the film itself (as it is not
projected but rather transferred to video), and aspect ratio similar to 16:9
(the native ratio of Super 16 mm is 15:9). It also can be blown up to
35 mm for theatrical release and therefore is sometimes used for feature
films.
Current
video standards
4:3
standard
4:3 (1.33:1) (generally read as "Four-Three", "Four-by-Three",
or "Four-to-Three") for standard television has been in use
since the invention of moving picture cameras and many computer
monitors used to employ the same aspect ratio. 4:3 was the aspect ratio
used for 35 mm
films in the silent era. It is also very close to the 1.375:1 aspect
ratio defined by the Academy of Motion Picture
Arts and Sciences as a standard after the advent of optical sound-on-film.
By having TV match this aspect ratio, movies originally photographed on
35 mm film could be satisfactorily viewed on TV in the early days of the
medium (i.e. the 1940s and the 1950s). When cinema
attendance dropped, Hollywood created widescreen
aspect ratios (such as the 1.85:1 ratio mentioned earlier) in order to
differentiate the film industry from TV. However since the start of the 21st
century broadcasters worldwide are phasing out the 4:3 standard entirely, as
technology started to favour the 16:9/16:10 aspect ratio of all modern HD TV
sets, broadcast cameras and computer monitors.
16:9
standard
Main article: 16:9
16:9 (1.77:1) (generally named as "Sixteen-Nine",
"Sixteen-by-Nine" and "Sixteen-to-Nine") is
the international standard format of HDTV, non-HD digital television
and analog widescreen television PALplus. Japan's Hi-Vision originally started
with a 5:3 (= 15:9) ratio but converted when the international standards group
introduced a wider ratio of 5⅓ to 3 (= 16:9). Many digital
video cameras have the capability to record in 16:9, and 16:9 is the only
widescreen aspect ratio natively supported by the DVD standard. DVD producers can also choose to show even
wider ratios such as 1.85:1 and 2.39:1[1]
within the 16:9 DVD frame by hard matting or adding black bars within the image
itself.
21:9
Main article: 21:9
aspect ratio
21:9 aspect ratio, true value of
64:27, is a near cinematic movie ratio.
Obtaining
height, width, and area of the screen
Often, screen specifications are
given by their diagonal length. The following formulae can be used to find the
height (h), width (w) and area (A), where r stands
for ratio, written as a fraction, and d for diagonal length.
Distinctions
Further information: Pixel aspect ratio
This article primarily addresses the
aspect ratio of images as displayed, which is more formally referred to
as the display aspect ratio (DAR). In digital
images, there is a distinction with the storage aspect ratio (SAR),
which is the ratio of pixel dimensions. If an image is displayed with square
pixels, then these ratios agree; if not, then non-square,
"rectangular" pixels are used, and these ratios disagree. The aspect
ratio of the pixels themselves is known as the pixel aspect ratio (PAR) – for square pixels
this is 1:1 – and these are related by the identity:
SAR × PAR = DAR.
Rearranging (solving for PAR)
yields:
PAR = DAR/SAR.
For example, a 640 × 480 VGA image has a SAR of
640/480 = 4:3, and if displayed on a 4:3 display (DAR = 4:3), has square
pixels, hence a PAR of 1:1. By contrast, a 720 × 576 D-1
PAL image has a SAR of 720/576 = 5:4, but is displayed on a 4:3 display (DAR =
4:3), so by this formula it would have a PAR of (4:3)/(5:4) = 16:15.
However, because standard definition
digital video was originally based on digitally sampling analog television, the
720 horizontal pixels actually capture a slightly wider image to avoid loss of
the original analog picture. In actual images, these extra pixels are often
partly or entirely black, as only the center 704 horizontal pixels carry actual
4:3 or 16:9 image. Hence, the actual pixel aspect ratio for PAL video is a
little different from that given by the formula, specifically 12:11 for PAL and
10:11 for NTSC. For consistency, the same effective pixel aspect ratios are
used even for standard definition digital video originated in digital form
rather than converted from analog. For more details refer to the main article.
In analog images such as film there
is no notion of pixel, nor notion of SAR or PAR, and "aspect ratio"
refers unambiguously to DAR. Actual displays do not generally have non-square
pixels, though digital sensors might; they are rather a mathematical
abstraction used in resampling images to convert between resolutions.
Non-square pixels arise often in
early digital TV standards, related to digitalization of analog TV signals –
whose horizontal and vertical resolutions differ and are thus best described by
non-square pixels – and also in some digital videocameras and computer display
modes, such as Color Graphics Adapter (CGA). Today they arise
particularly in transcoding between resolutions with different SARs.
DAR is also known as image aspect
ratio and picture aspect ratio, though the latter can be confused
with pixel aspect ratio.
Visual
comparisons
Comparing two different aspect
ratios poses some subtleties – when comparing two aspect ratios, one may
compare images with equal height, equal width, equal diagonal, or equal area.
More amorphous questions include whether particular subject matter has a
natural aspect ratio (panoramas being wide, full-length images of people being
tall), or whether a particular ratio is more or less aesthetically pleasing –
the golden
ratio (~1.618) is seen as especially pleasing. Of common display formats, 16:10 (8/5) is the
closest to the golden ratio, and 15:9 is the closest film format.
Given the same diagonal, the 4:3
screen offers more (over 12%) area, because it is closer to square (which
provides the maximum area for a given diagonal measurement). For CRT-based
technology, an aspect ratio that is closer to square is cheaper to manufacture.
The same is true for projectors, and other optical devices such as cameras,
camcorders, etc. For LCD and Plasma displays, however, the cost is more related
to the area, so producing wider and shorter screens yields the same advertised
diagonal but less area, and hence is more profitable.
The following compares crops of a
given image at 4:3 and 16:9, with different parameters equal; note that in
terms of subject, the squarer aspect ratio emphasizes the public square,
while the wider aspect ratio emphasizes the wide building.
- Two aspect ratios compared with images using the same diagonal size:
4:3 (1.33:1)
|
16:9 (1.77:1)
|
- Two aspect ratios compared with images using the same area (number of pixels):
4:3 (1.33:1)
|
16:9 (1.77:1)
|
- Two aspect ratios compared with images using the same height (vertical size):
4:3 (1.33:1)
|
16:9 (1.77:1)
|
- Two aspect ratios compared with images using the same width (horizontal size):
4:3 (1.33:1)
|
16:9 (1.77:1)
Sejarah
perekam media
Kamera perekam pada awalnya
dirancang untuk siaran televisi yang besar dan berat, diletakkan pada sebuah
tiang khusus, dan dengan kabel yang tersambung pada pengendali perekam yang
berada pada ruang terpisah. Sebagai teknologi modern, merekam video pada ruang
terbuka dimungkinkan dengan menggunakan kamera
video dan perekam video portabel. Unit perekam dapat dipisahkan dari kamera
dan dibawa ke lokasi yang berada pada ruang terbuka. Sementara kamera itu
sendiri bisa sangat padu, faktanya bahwa kamera perekam terpisah harus
dilakukan oleh dua orang sepanjang pemakaian pada-lokasi syuting.[6]
Perekam video kaset pertama kali diperkenalkan oleh JVC (VHS) dan Sony (U-matic dan Betamax) yang
bertujuan agar dapar digunakan secara lebih praktis dan mudah dipindahkan.
- Pada tahun 1982 Sony merilis sistem Betacam. Dimana dalam sistem ini terdapat unit tunggal kamera perekam, yang telah memisahkan antara kabel, kamera dan perekam dan secara dramatis meningkatkan kebebasan juru kamera. Betacam dengan cepat menjadi standar untuk baik untuk pengumpulan berita, maupun pengeditan di-studio video.
- Pada tahun 1983 Sony merilis kamera perekam konsumen pertama, yaitu Betamovie BMC-100P. Menggunakan kaset Betamax dan tidak bisa dipegang dengan satu tangan,sehingga biasanya alat ini diletakkan di bahu. Sony pada tahun yang sama mengeluarkan kamera perekam pertama mereka dengan format VHS-C JVC.[7]
- Pada tahun 1985, Sony muncul dengan format video kaset yang lebih baik, yaitu Video8. Kedua itu format memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak ada satu pun yang unggul dari format-format tersebut.
- Pada tahun 1985 Panasonic, RCA, dan Hitachi mulai memproduksi kamera perekam yang direkam ke dalam sebuah kaset VHS berukuran penuh dengan menawarkan waktu perekaman hingga tiga jam. Hal ini menyebabkan peningkatan kamera perekam dalam inovasinya menciptakan teknologi yang mutakhir, yaitu dengan menemukan videophiles, videographers industri, dan studio TV perguruan tinggi. Kamera perekam Super VHS ukuran penuh, dirilis pada tahun 1987 yang kualitas penyiarannya semakin luas dan mendukung cara murah untuk mengumpulkan berita atau segmen videografis.
- Pada tahun 1986 Sony memperkenalkan format video digital pertama, D1. Video direkam dalam bentuk yang tidak terkompres dan mensyaratkan penggunaan bandwidth besar pada saat itu. Pada tahun 1992 Ampex menggunakan bentuk D1 untuk menciptakan DCT, format video digital pertama yang menggunakan kompresi data. Kompresinya menggunakan algoritma bentuk pemisahan kosinus, yang mana nantinya akan digunakan dalam format video digital komersil paling modern.
- Pada tahun 1995 Sony, JVC, Panasonic dan produser video lainnya meluncurkan kamera DV, yang dengan cepat menjadi standar de-facto untuk produksi rumah video, untuk pembuatan film independen dan jurnalisme warga. Pada tahun yang sama Ikegami memperkenalkan Editcam - sistem video pertama dengan rekaman tapeless.
- Pada tahun 2000 Panasonic meluncurkan DVCPRO HD, memperluas DV Codec untuk mendukung definisi tinggi. Format ini dimaksudkan untuk digunakan di kamera perekam profesional dan menggunakan kaset DVCPRO ukuran penuh. Pada tahun 2003 Sony, JVC, Canon dan Sharp memperkenalkan HDV, format video pertama dengan kualitas tinggi dan benar-benar terjangkau, karena menggunakan kaset MiniDV murah.
- Pada tahun 2003 Sony merintis XDCAM, format video pertama tapeless, yang menggunakan Profesional Disc sebagai media perekaman. Panasonic kemudian mengikutinya pada tahun depan, dengan menawarkan kartu memori P2 sebagai media untuk merekam video DVCPRO HD.
- Pada tahun 2006, Panasonic dan Sony memperkenalkan AVCHD sebagai format video murah dengan kualitas tinggi. Saat ini, kamera perekam AVCHD diproduksi oleh Sony, Panasonic, Canon, JVC dan Hitachi.
- Pada tahun 2007 Sony memperkenalkan EX XDCAM, yang menawarkan mode perekaman mirip dengan XDCAM HD, namun rekaman disimpan dalam memori SxS.
Analog
dan Digital
Hal yang dapat membedakan antara
kamera perekam analog
dan digital
ialah materi penyimpanannnya. Kamera perekam Analog bekerja
dengan kaset video, termasuk VHS dan VHS-C. Ini akan mengevaluasi gambar
dan audio, disimpan secara analog pada kaset. Selain itu,
video dari kamera perekam analog tidak langsung dipindahkan ke komputer melalui
kabel USB atau Firewire.
Sedangkan kamera perekam digital menyimpan
video rekamannya dalam bentuk digital pada sebuah media simpan digital seperti kartu
memori, hard
disk dan sebagainya. Rekaman yang disimpan dalam bentuk digital bisa
langsung dipindahkan ke computer dengan kabel USB atau lainnya dan dapat diolah
secara langsung di komputer.
Peninjauan
Kamera perekam mengandung 3 komponen
utama: lensa, Imager, dan perekam. Lensa mengumpulkan dan
memfokuskan cahaya pada imager. Imager (biasanya sensor CCD atau CMOS pada kamera
perekam modern; contoh yang sebelumnya sering digunakan adalah tabung Vidicon)
mengubah insiden cahaya menjadi sinyal listrik. Akhirnya, perekam mengkonversi sinyal listrik menjadi
video dan menyalinnya ke dalam bentuk storable. Lebih umum, optik dan
Imager yang disebut sebagai bagian dari kamera.
Lensa
Lensa merupakan
komponen utama dalam pencahayaan. Optik kamera perekam umumnya memiliki satu
atau lebih dari penyesuaian berikut:
- Aperture atau iris untuk mengatur cahaya.
- Zoom untuk mengontrol panjang fokus dan sudut pandang.
- Shutter Speed untuk mengatur dan memelihara eksposur penggambaran gerak yang diinginkan.
- Gain untuk memperkuat kekuatan sinyal dalam kondisi cahaya rendah.
- Neutral density filteruntuk menyesuaikan eksposur.
Dalam unit kamera konsumen,
penyesuaian di atas sering secara otomatis dikendalikan oleh kamera perekam elektronik,
tetapi dapat disesuaikan secara manual jika diinginkan. Sedangkan , unit
Profesional menawarkan kendali pengguna langsung dari semua fungsi optik utama.
Imager
Imager mengkonversi cahaya menjadi sinyal listrik. Proyeksi
lensa kamera sebuah gambar ke permukaan, mengekspos array sensitif terhadap
cahaya. Eksposur
cahaya diubah menjadi muatan listrik. Setelah proses eksposur,
Imager mengkonversi secara berkelanjutan akumulasi biaya tegangan analog pada
terminal output Imager itu. Setelah pengecekan selesai, photosites diatur untuk
dinyalakan kembali untuk memulai proses paparan video-frame berikutnya.
Perekam
Perekam bertanggung jawab untuk
menulis sinyal
video ke media perekam. Fungsi dari perekaman banyak melibatkan tahapan proses sinyal (seperti
video magnetik.), dan seperti sejarahnya, proses merekam memiliki beberapa
distorsi dan gangguan sebelum ahirnya dapat menjadi sebuah video yang disimpan,
seperti playback sinyal
yang dapat menyebabkan apa yang terekam tidak akan menjadi sama persis seperti
apa yang sebenarnya terjadi.
Semua kamera perekam, kecuali
mungkin salah satu jenis yang kuno, dianggap perlu untuk memiliki bagian
perekam-pengendalian yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol kamera
perekam, ubah kamera ke playback mode untuk meninjau gambar yang sudah
direkam. Dan bagian pengendalian untuk mengendalikan eksposur, fokus dan
keseimbangan warna dari gambar.
Kegunaan
Media
Kamera perekam ditemukan telah
digunakan pada hampir seluruh bidang media elektronik,
dari organisasi berita elektronik hingga TV / produksi. Dalam lokasi yang jauh dari infrastruktur
distribusi, kamera perekam tidak ternilai untuk akuisisi video awal.
Selanjutnya, video tersebut ditransmisikan secara elektronik
ke sebuah studio / pusat produksi untuk disiarkan. Acara seperti konferensi
pers resmi, di mana infrastruktur video tersedia atau telah dipersiapkan
sebelumnya, masih menggunakan kamera video tipe studio produksi.
Video
Pribadi
Untuk penggunaan sehari-hari dalam
kehidupan, kamera perekam sering digunakan untuk merekam momen-momen penting
seperti pernikahan, ulang tahun, upacara wisuda, anak-anak tumbuh dewasa, dan
momen pribadi lainnya.
Hiburan
dan Film
Dalam dunia perfilman, kamera
perekam menjadi alat utama dalam pembuatan film. Dari mulai film berbudget
rendah hingga film berbdget tinggi seperti film Star Wars.
Tentunya kamera perekam juga digunakan dalam program-program hiburan televisi
seperti reality
show atau sebagainya.
Jurnalistik
Seiring dengan perkembangan jurnalisme.
Visual atau gambaran dari sebuah berita atau kejadian berita menjadi amatlah
penting, apalagi di zaman serba modern ini. Dalam industri jurnalistik kamera
perekam juga menjadi alat utama dalam meliput berita, lalu ditayangkan
diberbagai media seperti TV
atau internet.
FRAME PERSECOND /fps
Arti istilah Frame per Second
dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut
Disingkat dengan FPS. Jumlah bingkai
gambar yang ditunjukkan dalam satu detik untuk gambar bergerak.
Untuk mengukur performa keseluruhan
dari sebuah kartu grafis dapat menggunakan frame rates sebagai acuannya. Frame
rate adalah Jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam
membuat gambar bergerak, diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), makin
tinggi angka fps-nya, semakin mulus gambar bergeraknya. Game dan film biasanya
tinggi fps-nya. Frame rate menggambarkan berapa banyak gambar yang diselesaikan
oleh kartu grafis dan ditampilkan dalam frame pada setiap detiknya. Ketika
serangkaian gambar mati yang bersambung dilihat oleh mata manusia, maka suatu
keajaiban terjadi. Jika gambar-gambar tersebut dimainkan dengan cepat maka akan
terlihat sebuah pergerakan yang halus, inilah prinsip dasar film, video dan
animasi. Jumlah gambar yang terlihat setiap detik disebut dengan frame rate.
Diperlukan frame rate minimal sebesar 10 fps (frame rate per second) untuk
menghasilkan gambar pergerakan yang halus.
Pc Games , images ,Movies itu sudah
smooth dan enak dinikmati di range fps 25-30.
Penggunaan Fraps ini bisa sangat useful, sekaligus Racoooon … ada kecenderungan untuk kita terlalu fokus mengamati naik turunnya FPS di beberapa area saat gaming. Ini namanya bukan gaming dong? Tapi pengamatan terhadap “number and number”. Salah-salah anda malah berhenti main game, dan berencana ganti hardware yang lebih kuat untuk mendapatkan fps yang tinggi. NOPE! Itu namanya melenceng dari tujuan gaming dan menyiksa diri anda sendiri, jadi bijaksanalah menggunakan Fraps. Ingat, 30fps sudah nyaman secara garis besar (tapi jika ada dana, ya upgrade itu gak tabu kok, LoL)
Lalu bagaimana menggunakan Fraps secara bijaksana untuk pendukung alat gaming kita? GRAPHIC OPTION. Anda akan sangat terbantu performa fpsnya apabila mau menilik kembali kemampuan PC anda terutama VGA. Saya tidak akan membahas VGA di sini, pokoknya ada harga ada barang deh,Back to FPS. … jadi apabila anda kurang nyaman saat bermain game dengan laporan 20an fps ato kurang, maka sebaiknya anda menurunkan presentasi graphical dari game itu. Urutannya adalah sebagai berikut (dari yang paling berpengaruh terhadap fps berdasarkan pengalaman) :
* Antialiasing atau AA: kurangi, ato matikan saja apabila berat
* Resolusi, TIPS: kalikan panjang dan tinggi dengan kalkulator untuk hasil pembenanan pixel, makin besar tentu makin membunuh VGA anda. Hint: 1280x1024 adalah seberat 1440x900
* Matikan VSync (pembahasan VSync ada setelah ini)
* Shadow: sudah dari jaman bahola, shadow itu overkill
* Lighting dan HDR: membutuhkan komputasi yang rumit
* Shader: efek-efek tempelan kosmetik yang canteeek, juga membutuhkan komputasi yang rumit
* Texture detail, ini lebih ke RAM/memory, baik di VGA maupun chace dari system memori
Sudah … selanjutnya silahkan anda bereksperimen sendiri mengkombinasikan yang terbaik antara eye candy vs FPS vs Comfort itu sendiri
Berikut adalah chart tentang angka frame-rate-per-second terahdap kenyamanan gaming :http://2.bp.blogspot.com/_PPc4XRFx6Mw/Sf…w/s1600-h/1.png
VSync
Apa itu VSync, adalah Vertical Synchronization. Yakni nge-LOCK fps ke angka Refresh Rate monitor anda. Misal monitor anda set di refresh rate 60Hz, maka fps akan locked di max 60fps saja. Min dan average fps bisa bervariasi.
Side effect positive dari VSync adalah hilangnya TEARING, yakni garis horizontal yang kerap muncul di beberapa game. Lalu side positive lain adalah kenyamanan mata, tentu ini untuk game-game yang berjalan ratusan fps di PC anda. Daripada anda nanti mabok 3D karena gambar tampil lebih cepat daripada control, sebaiknya anda nyalakan VSync.
Namun ada sisi lain yang perlu diperhatikan akan penggunaan VSync ini. Ada beberapa game yang ternyata mengalami mouse-lag apabila mengaktifkan VSync (missal Dead Space PC). Dan janganlah sekali-kali menyalakan VSync apabila VGA anda kedodoran di sebuah game, misal under 30fps, di sini akan sangat konyol apabila anda menyalakan VSync.
sumber : http://rinocomp2.blogspot.com/2011/06/pengertian-frame-per-second-fps.html
Penggunaan Fraps ini bisa sangat useful, sekaligus Racoooon … ada kecenderungan untuk kita terlalu fokus mengamati naik turunnya FPS di beberapa area saat gaming. Ini namanya bukan gaming dong? Tapi pengamatan terhadap “number and number”. Salah-salah anda malah berhenti main game, dan berencana ganti hardware yang lebih kuat untuk mendapatkan fps yang tinggi. NOPE! Itu namanya melenceng dari tujuan gaming dan menyiksa diri anda sendiri, jadi bijaksanalah menggunakan Fraps. Ingat, 30fps sudah nyaman secara garis besar (tapi jika ada dana, ya upgrade itu gak tabu kok, LoL)
Lalu bagaimana menggunakan Fraps secara bijaksana untuk pendukung alat gaming kita? GRAPHIC OPTION. Anda akan sangat terbantu performa fpsnya apabila mau menilik kembali kemampuan PC anda terutama VGA. Saya tidak akan membahas VGA di sini, pokoknya ada harga ada barang deh,Back to FPS. … jadi apabila anda kurang nyaman saat bermain game dengan laporan 20an fps ato kurang, maka sebaiknya anda menurunkan presentasi graphical dari game itu. Urutannya adalah sebagai berikut (dari yang paling berpengaruh terhadap fps berdasarkan pengalaman) :
* Antialiasing atau AA: kurangi, ato matikan saja apabila berat
* Resolusi, TIPS: kalikan panjang dan tinggi dengan kalkulator untuk hasil pembenanan pixel, makin besar tentu makin membunuh VGA anda. Hint: 1280x1024 adalah seberat 1440x900
* Matikan VSync (pembahasan VSync ada setelah ini)
* Shadow: sudah dari jaman bahola, shadow itu overkill
* Lighting dan HDR: membutuhkan komputasi yang rumit
* Shader: efek-efek tempelan kosmetik yang canteeek, juga membutuhkan komputasi yang rumit
* Texture detail, ini lebih ke RAM/memory, baik di VGA maupun chace dari system memori
Sudah … selanjutnya silahkan anda bereksperimen sendiri mengkombinasikan yang terbaik antara eye candy vs FPS vs Comfort itu sendiri
Berikut adalah chart tentang angka frame-rate-per-second terahdap kenyamanan gaming :http://2.bp.blogspot.com/_PPc4XRFx6Mw/Sf…w/s1600-h/1.png
VSync
Apa itu VSync, adalah Vertical Synchronization. Yakni nge-LOCK fps ke angka Refresh Rate monitor anda. Misal monitor anda set di refresh rate 60Hz, maka fps akan locked di max 60fps saja. Min dan average fps bisa bervariasi.
Side effect positive dari VSync adalah hilangnya TEARING, yakni garis horizontal yang kerap muncul di beberapa game. Lalu side positive lain adalah kenyamanan mata, tentu ini untuk game-game yang berjalan ratusan fps di PC anda. Daripada anda nanti mabok 3D karena gambar tampil lebih cepat daripada control, sebaiknya anda nyalakan VSync.
Namun ada sisi lain yang perlu diperhatikan akan penggunaan VSync ini. Ada beberapa game yang ternyata mengalami mouse-lag apabila mengaktifkan VSync (missal Dead Space PC). Dan janganlah sekali-kali menyalakan VSync apabila VGA anda kedodoran di sebuah game, misal under 30fps, di sini akan sangat konyol apabila anda menyalakan VSync.
sumber : http://rinocomp2.blogspot.com/2011/06/pengertian-frame-per-second-fps.html
Mirrorless
Camera, generasi terbaru teknologi kamera
Pernah
nggak sih sebel harus bawa-bawa kamera DSLR pas jalan-jalan karena bikin berat
pundak? Atau sebel liat hasil foto kamera saku yang nggak sesuai harapan kita?
Ada nggak sih kamera yang seringan kamera saku tapi berkemampuan DSLR?
Jawabannya ada ajah atau ada banget. Sejak empat tahun yang lalu, para produsen
kamera besar di Jepang telah membuat varian kamera baru yang disebut dengan mirrorless
interchangeable-lens camera. Hmmmm jenis apalagi ya...yuk, kita bahas.
Mirrorless
Interchangeble-lens Camera (MILC) adalah kamera yang dapat menggunakan lensa
dan berkualitas DSLR dengan bodi yang kecil dan ringan atau istilah saya adalah
kamera saku rasa DSLR. Sama seperti kamera DSLR, mempunyai sensor yang besar
hanya tidak memiliki cermin pemantul ke eyefinder/ teropong. Penghilangan
cermin inilah (mirrorless) yang membuat bodi dari kamera menjadi ramping
seperti sistem di kamera prosummer, kamera saku yang sangat canggih tapi tidak
bisa diganti lensanya. Beberapa merek terkenal mengeluarkan model kamera
mirrorless , sebut saja Pentax, Leica, Nikon, Panasonic, Fuji, Sony, Samsung
dan yang paling akhir adalah Canon EOS M.
Investasi terbesar dalam fotografi
terletak pada lensa-lensa dengan berbagai kebutuhannya, oleh karena itu
beberapa merek terkenal membuat kamera mirrorless ini compatible dengan
lensa-lensa kelas wahid. Sebut saja Nikon yang kompatibel dengan Nikkor ataupun
Canon dengan seri-seri lensanya yang sudah dikenal mendunia. Beberapa merek
menyediakan adaptor untuk dapat memakai lensa-lensa andalannya, tetapi ada
beberapa kekurangan. Contohnya Sony NeX yang mempunyai adaptor sehingga kamera
bisa memakai lensa produk lain tetapi fungsi auto focusnya tidak dapat
digunakan.
Samsung NX mengemas kamera
mirrorless nya dengan seabrek kecanggihan, desain warna yang mencolok, dan
harga yang terjangkau. Dengan bluetooth handphone Samsung, kita bisa meremote kamera
dari jarak jauh. Sayangnya, samsung hanya menyediakan lensa sendiri. Setiap
kamera mirrorless dilengkapi lensa kit dengan ukuran berbeda dan hanya bisa
digunakan di jenis mirrorless. Lensa ini disebut dengan pancake, karena
bentuknya yang pipih dan bulat seperti kue pancake. Desain ini disesuaikan
dengan bodi kamera yang sudah ramping dan tidak membutuhkan cermin sebagai
pemantul ke view finder. Lensa pancake ini sangat lembut dalam autofocus dan
motornya sangat bergerak cepat. Pengoperasian kamera ini menggunakan display
touch screen karena harus meminimalkan ruang dan tombol. Untuk yang biasa
memiliki handphone touch screen, tidak akan kesulitan mengoperasikannya. Tapi
yang punya jempol jahe semua seperti tangan saya, agak sulit juga untuk
beradaptasi. Hasil pemotretan sudah jelas tidak usah diragukan lagi karena
seluruh kecanggihan kamera DSLR beserta lensanya sudah tertanam di kamera ini,
tinggal orangnya aja yang bisa mendapatkan moment atau tidak hehehehheheh....
Kamera
mirrorless sangat cocok untuk dibawa travelling karena ringkas dan ringan.
Untuk pemotretan serius juga okay karena fitur-fiturnya yang sama dengan DSLR.
Atau sekedar untuk narsis atau having fun, bisa juga tuh, karena kamera ini
mempunyai filter dan efek yang unik seperti lomo, toy camera, fish eye, dll.
So, buat yang mau berencana beli kamera, bisa dipertimbangkan lagi jenis kamera
mana yang anda suka, Kamera Saku canggih, DSLR yang rumit atau Kamera saku rasa
DSLR.....
Catatan :
- Kalo pilihan saya jatuh pada Canon EOS M. Saya jatuh cinta dengan Canon EOS M, padahal kamera ini tidak mempunyai flash, tidak mempunyai viewfinder dan lambat dalam auto focus. Tapi, saya memilihnya karena saya ingin memaksimalkan lensa-lensa Canon yang dimiliki oleh teman-teman dan suami. Jadi sebetulnya saya hanya invest dalam membeli kameranya saja.
- Bentuknya yang kecil dan ringkas sehingga tidak membuat perhatian ketika melakukan pemotretan.
- Masih ingat dengan lensa manual jadul jaman bapak atau mungkin kakek kita, dengan kamera ini lensa-lensa tersebut bisa digunakan kembali dan lihat saja hasilnya..... fantastis....
Saya mencoba beberapa kali memotret
menggunakan kamera ini. Masih banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa
diposting di blog. Berikut ini beberapa hasil memotret dengan kamera Canon EOS
M, mangga dinikmati...
sumber : http://sarijeruk.blogspot.com/2013/04/mirorless-camera-generasi-terbaru_12.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar